Waspada! Virus Baru Neocov Ancam Penularan Tinggi hingga Kematian

Waspada! Virus Baru Neocov Ancam Penularan Tinggi hingga Kematian

COVID-19 Ilustrasi-Kemenkes-Kemenkes

JAKARTA, FIN.CO.ID - Dunia kembali dikhwatirkan dengan kemunculan jenis virus baru yakni Neocov dari Afrika Selatan.

Menurut ilmuwan China, virus ini berpotensi mengancaman kematian dengan tingkat penularan yang tinggi. 

Neocov sendiir bukan merupakan varian baru covid-19, melainkan jenis virus lainnya.

Neocov merupakan kerabat dekat virus Middle East Respiratory Syndrome (Mers) yang pernah menjadi endemi di wilayah Timur Tengah pada 2012 silam.

(BACA JUGA:Jakarta Ngeri-Ngeri Sedap, Harian COVID-19 Lebih dari 6 Ribu Kasus)

Wuhan University dan Institute of Biophysics of the Chinese Academy of Sciences mengklaim apabila virus ini bermutasi, maka kekhawatirannya dapat menular kepada manusia.

Berdasarkan temuan tersebut, potensi bahaya Neocov adalah dapat mengikat reseptor ACE2 dengan cara yang berbeda dari patogen covid-19. 

Dengan begitu, baik antibodi maupun molekul protein yang terbentuk pada mereka yang menderita penyakit pernapasan tidak akan berhasil melindunginya.

Peneliti menyebutkan, bahwa Neocov dapat membawa potensi kematian yang tinggi layaknya Mers dengan tingkat penularan yang tinggi seperti covid-19 saat ini.

Sebagai informasi, MERS merupakan virus yang merebak di Arab Saudi pada 2012. Virus ini menyebabkan demam, batuk, hingga gangguan pernapasan.

(BACA JUGA:Pakar Imunologi Asal Amerika Sebut Anak Berusia di Bawah 4 Tahun Akan Mendapat Tiga Kali Vaksin Covid-19)

Menurut laporan Center for Disease Control and Prevention Amerika Serikat (CDC US) menyatakan bahwa 3 atau 4 dari 10 pasien MERS dilaporkan meninggal dunia.

Hingga saat ini, beberapa pakar dan ahli kesehatan tengah melakukan pendalaman terkait temuan peneliti China tersebut.

Para ahli dari Vector Russian State Research Centre of Virology and Biotechnology telah mengetahui data yang diperoleh peneliti China mengenai virus Neocov. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Derry Suta

Tentang Penulis

Sumber: