Sidang Pertama Pemakzulan Trump Tanpa Hasil

Sidang Pertama Pemakzulan Trump Tanpa Hasil

WASHINGTON - Sidang pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari pertama berlangsung selama 13 jam nonstop di Senat AS. Selama sidang tersebut, hujan perdebatan antara Partai Republik dan Demokrat pun tak terelakan. Seperti dilansir Associated Press, Rabu (22/1/2020), hari pertama sidang pemakzulan Trump dimulai sejak Selasa (21/1) siang, pukul 13.00 waktu setempat dan baru resmi diakhiri pada Rabu (22/1) dini hari, sekitar pukul 02.00 waktu setempat. Partai Republik dan Demokrat bertengkar memperebutkan saksi kunci Gedung Putih, dalam maraton hari pertama persidangan pemakzulan Presiden Donald Trump. Trump dianggap melakukan penyalahgunaan kekuasaan. Kedua belah pihak bersiap dalam pertukaran berapi-api yang berputar di sekitar prosedur untuk persidangan dan memberikan Partai Demokrat kesempatan untuk menguraikan argumen mereka untuk kesalahan Trump di televisi nasional. Tetapi pemimpin Senat dari Partai Republik Mitch McConnell melenturkan otot politiknya sendiri, memobilisasi mayoritas 53 kursi di timnya untuk menampar upaya Demokrat untuk mengubah prosedur persidangan. Prosedur itu dibuatnya bersama-sama dengan Gedung Putih dan dirancang untuk melindungi Trump. Setelah 13 jam, tepat sebelum pukul 2.00 pagi waktu setempat, McConnell berhasil mendorong kembali setiap upaya Demokrat. Ini memastikan Partai Republik memiliki kendali atas persidangan yang mereka harapkan akan selesai pada akhir bulan ini. Sementara itu Presiden Trump memantau tantangan terhadap kepresidenannya yang berusia tiga tahun dari Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. "Kasus ini hanya tipuan. Perburuan penyihir yang telah berlangsung bertahun-tahun dan terus terang itu memalukan," tegas Trump, seperti dikutip AFP, Rabu (22/1). Dapat diketahui, aturan McConnell menetapkan jadwal enam hari perdebatan, tiga hari oleh manajer pemakzulan DPR dan kemudian tiga hari oleh tim pertahanan Trump. Kemudia persidangan diikuti oleh satu hari pertanyaan dari 100 Senator, yang duduk sebagai juri dalam persidangan. Namun, Partai Demokrat marah dengan penolakan McConnell untuk memanggil saksi dan surat panggilan pengadilan sebelum fase argumen persidangan berakhir. Mereka ingin mendengar dari para asisten Trump saat ini dan yang sudah berhenti, termasuk Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney dan mantan penasihat keamanan nasional John Bolton. Tanpa jaminan bahwa saksi akan dipanggil bahkan pada saat itu, mereka mencari langkah terakhir untuk memberi hakim ketua, Hakim Agung Mahkamah Agung John Roberts, kata terakhir untuk memanggil saksi. Itu juga ditolak dalam pemungutan suara garis partai. "Mereka tidak menginginkan pengadilan yang adil. Mereka tidak ingin kamu mendengar saksi-saksi ini. Mereka tidak ingin keadilan yang netral membebani" kata Adam Schiff, pemimpin manajer pemakzulan DPR yang menuntut kasus ini. Namun, hingga akhir sidang, argumen manajer pemakzulan untuk mengamandemen aturan yang ditetapkan McConnell tidak membuahkan hasil. Sementara sebanyak 11 amandemen yang diajukan Ketua Minoritas Senat AS, Chuck Schumer, dari Partai Demokrat ditolak para Senator AS dalam voting yang digelar berturut-turut. Amandemen itu memperjuangkan pemanggilan saksi termasuk Kepala Staf Gedung Putih Mich Mulvaney dan mantan penasihat senior John Bolton, serta mengupayakan permintaan dokumen penting. "Aturan McConnell tampaknya dirancang oleh Presiden Trump untuk Presiden Trump. Aturan itu meminta Senat untuk bergegas secepat mungkin dan mempersulit upaya menghadirkan bukti. Resolusi McConnell akan berdampak pada sidang yang tergesa-gesa dengan sedikit bukti dalam kegelapan," kata Schumer. (der/afp/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: