HASIL KLARIFIKASI, TERNYATA BENAR ADA TIMBUNAN GULA

HASIL KLARIFIKASI, TERNYATA BENAR ADA TIMBUNAN GULA

JAKARTA - Kelangkaan Gula Kristal Putih (GKP) untuk dikonsumsi masyarakat terjadi di area Jawa dan luar Pulau Jawa termasuk Lampung. Hasil rapat koordinasi Satgas Pangan Pusat bersama Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian seharusnya masih banyak stok Gula Kristal Putih di Produsen. Harga Gula Kristal Putih di Lampung yang sangat dekat dengan Produsen Gula Kristal Putih mencapai Rp16.200, DKI Jakarta dengan harga Rp17.400 dan harga tertinggi di NTT mencapai Rp19.050. Berdasarkan laporan produsen gula kristal putih, untuk stok final pada bulan Desember 2019 dengan total stok sebanyak 496.000 ton. Baca Juga: Pembelian Gula Pasir Dibatasi ”Pengecekan sentra-sentra produsen Gula Kristal Putih telah dilakukan pemantauan oleh Tim Gabungan Satgas Pangan Pusat bersama Kementerian Perdagangan RI dibantu Satgas Pangan Polda Lampung,” jelas Kabidhumas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad, dalam rilis yang diterima Fajar Indonesia Network, Selasa (24/3). Sentra-sentra produsen gula tersebut yakni PT. Indo Lampung Perkasa, PT. Sweet Indo Lampung, PT. Gula Putih Mataram, dan PT. Gunung Madu Plantation. ”Berdasarkan hasil klarifikasi dalam gudang pabrik ditemukan timbunan gula. Namun pihak perusahaan mejelaskan bahwa gula tersebut merupakan hasil produksi atau stok yang siap kirim atau di distribusikan ke daerah-daerah sesuai jadwal pemesanan,” terang Zahwani Pandra. https://www.youtube.com/watch?v=zhuJGq0sTjY Hasil rapat koordinasi Gubernur dan Satgas Pangan bersama empat perusahaan disimpulkan dengan pernyataan dan kesanggupan perusahaan mengelontorkan gula 33.000 Ton ke DKI Jakarta dan atas permintaan Gubernur Lampung mendapatkan 6.700 Ton ditambah Operasi Pasar di seluruh wilayah Lampung, dan seluruhnya akan dijual dengan harga eceran terendah (HET) Rp12.500 per kg. Baca Juga: Warga Susah Cari Gula Pasir Mengingat solusi kelangkaan dan kenaikan harga gula sudah diputuskan oleh masing-masing perusahaan maka Tim Satgas Pangan Pusat berkordinasi dengan Pemrov dan Polda Lampung untuk mengawasi pengelontoran Gula sesuai hasil yang disepakati bersama. ”Selanjutnya kewenangan untuk melakukan proses penyelidikan dan penyidikan adalah menjadi kewenangan Satgas Pangan Pusat, dan Polda Lampung berperan memberikan bantuan teknis lapangan utk membackup Tim Satgas Pangan Pusat, sesuai permintaan Kasatgas Pangan,” jelasnya. Baca Juga: E-Paper Koran Fajar Indonesia Network Sebelumnya, DPR meminta pemerintah melalui Kementerian Perdagangan memperketat pengawasan distribusi gula kristal putih untuk mengantisipasi kelangkaan bahan pokok tersebut. Pengawasan di pabrikan juga perlu dilakukan. Ini bertujuan untuk mengetahui pembelian dan pendistribusian yang dilakukan secara detail dan bisa dipertanggungjawabkan. ”Sekarang pendistribusiannya kemana saja. Kemudian di hilir agar lakukan pembatasan pembelian. Harusnya, Kemendag bersama pihak kepolisian memperketat pengawasan pada pabrik, distributor, hingga pedagang,” tegas Anggota Komisi VI DPR Mukhtarudin, Senin (23/3). Baca Juga: Usut Kelangkaan Gula Anggota DPR dari Partai Golkar menambahkan saat ini kondisi status darurat Covid-19, mengakibatkan semua aspek perlu dilakukan dengan pendekatan darurat. Tidak bisa mengambil untung dari celah yang kondisi bangsa yang tengah dalam masa kritis. ”Awasi dulu, cek pabriknya. Jika memang kondisinya darurat ya terpaksa pemerintah lakukan impor dan operasi pasar. Tapi kita sarankan apa benar, gula ini langka,” tandasnya Mukhtarudin. https://www.youtube.com/watch?v=Nka2cg8-1YQ Ya, gula pasir di sejumlah toko jaringan retail waralaba modern di Jakarta Pusat maupun di sejumlah daerah lainnya mengalami kelangkaan sejak sepekan terakhir. Bahkan pada beberapa gerai, sejak sebulan lalu sudah tidak ada pasokan komoditas itu. Terpisah, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana menegaskan, jajarannya terus mendalami dugaan penimbunan terkait kenaikan harga gula di pasaran. ”Memang data yang kami dapat gula ada kenaikan, ini akan jadi perhatian kami. Satgas Pangan akan melakukan upaya dan penyelidikan langkanya gula, mungkin ada penimbunan atau hal lain. Jelas kita tindak apabila terbukti ada oknum yang mencoba mengambil keuntungan dari kelangkaan gula,” terang Nana. Baca Juga: GULA, DIOLAH RAJA OLAH Pengamat Hukum dan Tata Negara Yusdiyanto Alam meyakini Presiden Joko Widodo sudah mengetahui informasi tentang kelangkaan gula. Tentu akibat banyaknya laporan yang masuk terkait kerentanan kondisi pangan di sela wabah Virus Corona. ”Saya yakin sekali. Pak Presiden sudah mengetahui ini. Raja olah itu diduga bermain di tengah kelangkaan gula di sejumlah daerah. Padahal mau Pilkada lho, biasanya komoditas ini dipakai untuk menarik simpati pemilih,” terang Yusdiyanto, kepada Fajar Indonesia Network (FIN). [caption id="attachment_445825" align="alignleft" width="696"]EPaper Koran Fajar Indonesia Network Edisi 23 Maret 2020 EPaper Koran Fajar Indonesia Network Edisi 23 Maret 2020[/caption] Terbukti, sambung Dosen Hukum di Universitas Lampung itu, Presiden sampai harus turun tangan mengecek kondisi Gudang Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (18/3) lalu. ”Dan terbukti, sinyal kedatangan Presiden pun langsung direspon oleh Kabareskrim Komjen Polisi Listyo Sigit Prabowo. Terpisah, Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Veri Anggrijono menyampaikan bahwa untuk mengisi ketersediaan gula kristal putih (GKP) di pasar ritel. Kemendag bersama seluruh ritel modern dan produsen gula sepakat untuk mendistribusikan 33.000 ton gula. ”Kami telah meminta kepada pelaku usaha untuk menggelontorkan 33.000 ton untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya di pasar ritel,” kata Veri. https://www.youtube.com/watch?v=aZzH_QMOjQA&t=40s Veri mengatakan, Kemendag bersama satuan tugas (Satgas) Pangan pusat dan Satgas Pangan Daerah telah melakukan pengawasan, termasuk mengambil langkah-langkah pemeriksaan gudang distributor sebagai upaya dalam mengatasi kenaikan harga GKP. Harga gula rata-rata nasional saat ini berkisar di atas Rp16.000 per kilogram (kg), padahal harga eceran tertinggi (HET) yang diatur pemerintah hanya Rp12.500 per kg. Dengan terisinya stok GKP di pasar ritel, Veri berharap agar harga gula di pasar lainnya akan ikut mulai stabil. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Suhanto menambahkan, upaya tersebut juga diharapkan mampu mengembalikan harga gula hingga Rp12.500 per kg. Baca Juga: 4.000 kg Gula Oplosan Siap Edar Diamankan ”Tadi pagi (Kemarin, red) kami sudah rapat bersama seluruh ritel moderm, juga produsen gula dalam rangka memproduksi raw sugar menjadi gula. Menurut laporan mereka, pada akhir bulan sudah bisa didistribusikan,” ujar Suhanto. Sementara itu, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengakui bahwa terjadi kelangkaan pasokan gula, yang pada akhirnya membuat harga gula melambung 37 persen lebih tinggi dari HET. ”Stoknya terjadi kelangkaan sekitar 100.000 ton per hari ini,” singkat Mendag. (ful) https://www.youtube.com/watch?v=K-8YoIIt2u4&t=185s

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: