Arsenal 2-0 Man City: Tiket Eropa Harga Mati

Arsenal 2-0 Man City: Tiket Eropa Harga Mati

LONDON - Laga pertama melawan mentornya di Manchester City, Pep Guardiola, memang terjadi pada Desember lalu, setelah Mikel Arteta menjadi nakhoda Arsenal. Sayang,laga dipekan ke-26 Premier League yang tertunda pada 18 Juni lalu itu tetap terlalu cepat bagi pelatih debutan. Apalagi, Arteta menangani Arsenal di pertengahan kompetisi atau per 20 Desember 2019. Namun konfidensi Arteta menyingkirkan lawan-lawan terberat sudah teruji pada saat membungkam Liverpool 2-1 di Emirates Stadium, beberapa pekan lalu. Belajar dari itu, Arteta mulai mengenal formula permainannya. Pelatih berpaspor Spanyol 0yang dikenal sebagai penganut skema 4-2-3-1 kini telah menemukan keseimbangan dengan skema 3-4-3 yang diusungnya sejak restart Premier League. Alhasil, The Gunners-julukan lain Arsenal- untuk kedua kalinya menyingkirkan klub besar Premier League, Manchester City, dini hari kemarin WIB. Sontekan brace (dua gol) dari winger Pierre-Emerick Aubameyang yang dipasang Arteta di sector kiri memaksa Kiper City, Ederson Moraes dua kali memungut bola dari gawangnya. Meriam London pun melaju ke final Piala FA dengan skor 2-0 di Stadion Wembley, London. Dilansir dari Whoscored, The Citizen- julukan Man City- tampil dominan sayang finishing dari lini depan mati kutu. Dengan penguasaan bola hingga 71 persen , Gabriel Jesus dkk hanya membuat 16 percobaan. Mirisnya hanya satu yang mengarah ke gawang alias shoot on goal. Sementara, Arsenal bisa membuat 4 tembakan ke gawang City, dan dua berujung gol. The Gunners pun bermain cukup efektif di laga itu, dan bisa merebut tiket final. Pergerakan pertahanan City cenderung kaku saat skuad besutan Mikel Arteta lebih banyak menunggu mulaimelancarkan serangan balik cepat.Sisi kiri benteng Man City menjadi bulan-bulanan Aubameyang. Berawal dari umpan silan Nicolas Pepe langsung mengirim umpan silang panjang ke arah Aubameyang. Penyerang asal Gabon itu sukses menyambar bola umpan melalui tendangan first time. Skor 1-0 untuk keunggulan Arsenal. Gol serangan balik Arsenal dari Aubameyang terjadi pada menit ke-71. Eks pemain Borussia Dortmund itu dengan cekatan mengolongkan bola di antara kaki Ederson setelah menerima umpan dari Tierney. Sebuah hal yang wajar jika Mikel Arteta menganggap Aubameyang melihat ada impian baru yang perlu ia wujudkan bersama Arsenal. Konsistensi Pemain Kelahiran Laval, Perancis, 31 tahun silam itu tak menurun. Dari 41 penampilannya bersama Arsenal, ia telah mengoleksi 25 gol. "Saya senang dalam lima terakhir, Kami sudah mengalahkan mungkin dua tim terbaik di Eropa," ujar Arteta seperti dilansir Guardian. "Saya benar-benar senang dengan para pemain, performa mereka, dan cara mereka berjuang di lapangan,” tambahnya. Penampilan ini menjadi obat pelipur lara dariperforma Arsenal yang inkonsistensi musim ini. Sisa dua laga terakhir, Arsenal masih menempati peringkat ke-10 klasemen Premier League dengan 53 poin. Atau selisih tiga angka dari Wolverhampton Wanderers yang ada di urutan keenam (posisi terakhir kualifikasi Eropa. Dengan kata lain, Piala FA menjadi modal terakhir agar Arsenal bisa lolos ke Liga Europa musim depan. Kendati demikian, Arteta membantah jika timnya butuh gelar Piala FA untuk meyakinkan klub agar belanja di bursa transfer. "Saya dan tim sudah sepakat dengan rencana yang ditetapkan, visinya jelas," ucap Arteta. "Di tengah kondisi ini (Covid-19), semua dalam ketidakpastian. Kalau kami juara, kami akan tampil di kompetisi Eropa dan secara finansial kami akan lebih kuat, jadi kami harus sedikit bersabar," ujarnya. Di sisi lain, harapan City meraih kembali Piala Domestik musim ini pupus. Hasil ini menandai kegagalan pertama City memenangi duel FA sejak Februari 2018. Di saat laga, Guardiola terlihat frustasi. Ia pun mengakui City memang pantas kalah. "Penampilan kami tidak tampil bagus," kata Guardiola dilansir dari Sportskeeda. "Saya menyesal kami tidak memainkan babak pertama seperti kami memainkan babak kedua,” tambahnya. Kekalahan itu menyudahi catatan gemilang City yang tak pernah kalah di kompetisi piala domestik dalam dua setengah tahun terakhir. Namun, laga di Wembley menunjukkan rekor itu harus dipecahkan oleh rivalnya. "Kadang-kadang hal itu terjadi. Ini adalah sebuah laju yang luar biasa tapi terkadang Anda memang bisa kalah. Namun cara kami kalah, terutama di babak pertama, kami sedih tentang hal ini,” tandasnya. (fin/tgr)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: