Gejala Berulang Tanda Alergi Makanan

Gejala Berulang Tanda Alergi Makanan

MAKASSAR — Bayi dan anak sangat rentan mengalami alergi akibat makanan. Salah satu gejala alergi adalah dampaknya muncul berulang. Spesialis Anak, dr Bahrul Fikri SpA PhD, mengatakan, dominan alergi makanan pada anak dampaknya seperti kulit memerah dan sakit perut hingga mencret. Kondisi itu akan berulang setiap mengonsumsi makanan pemicunya. Paling dominan ditemukan, alergi makanan karena telur dan produk atau susu sapi langsung. Anggota Divisi Alergi Imunologi Bika FK Unhas itu menambahkan, selain karena kejadian rutin, dampak yang konsisten juga bisa menjadi petanda alergi. Misalnya setiap anak makan telur, barulah dampak alergi muncul, pun setiap usai minum susu sapi. “Intinya ada gejala yang konsisten muncul saat memakan satu makanan,” terangnya kepada FAJAR, kemarin. Selain itu, alergi makanan pada bayi dan anak banyak terjadi karena ada riwayat alergi di kedua orang tua atau keturunannya. Meski dampaknya tidak berulang, namun muncul gejala kulit memerah usai memakan makanan tertentu bisa langsung dikatakan alergi. Tetapi yang harus dipahami, bahwa ada yang alergi telur ayam namun tidak alergi daging ayamnya. Ada juga alergi susu sapi, tetapi tidak alergi daging sapinya. Untuk alergi telur di bayi dan anak paling sering karena putih telurnya, karena pada bagian itu ada alergennya, kandungan penyebab alergi. Spesialis Anak Siloam Hospitals Makassar, Dr dr Bob Wahyudin, SpAK, CIMI menambahkan, tidak semua merah-merah pada kulit, sakit perut, dan mencret-mencret pada anak dikatakan alergi. “Tetapi, kalau terjadi berulang, setiap sudah memakan makanan tertentu itu sudah dipastikan sebagai alergi,” tegasnya. Paling banyak menyebabkan alergi pada anak dari produk rumahan, terutama yang tidak mencantumkan komposisinya. Riwayat alergi makanan pada bayi dan anak tidak muncul usai makan banyak. Meski makan sedikit sekalipun, akan tetap menimbulkan alergi. Spesialis Anak, Dr Bahrul Fikri SpA PHD, menjelaskan, terkadang pada anak yang alergi, orang tua mengaku tidak memberi anaknya produk yang membuat penyakitnya kumat. Padahal, secara tidak langsung memberinya makanan olahan yang memiliki komposisi yang mengandung makanan yang membuatnya alergi. Misalnya alergi susu sapi, meski tidak meminum susu sapi, teetapi jika mengonsumsi makanan dengan kandungan susu sapi, tetap membuat anak terserang alergi.“Jadi memang harus hati-hati untuk anak yang memiliki riwayat alergi. Sebab, meski sedikit makanan yang membuatnya alergi bisa juga berdampak fatal," katanya. Orang tua yang mengetahui kondisi itu pada anaknya, sebaiknya rutin dikontrol. “Jika membiarkan memakan pantangannya dan alergi terus muncul,bisa berdampak kematian,” tuturnya. Maka dari itu sangat penting mengetahui komposisi produk yang akan diberikan ke anak dan bayi. “Hindari makanan tanpa berstandar BPOM,” jelasnya. Spesialis Anak Siloam Hospitals Makassar, Dr dr Bob Wahyudin, SpAK, CIMI menambahkan, dari semua anak yang alergi terhadap susu, sekitar 80 persen akhirnya bisa teratasi alerginya tersebut. “Begitu pun dengan telur,” ucapnya. (sal/dni)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: