Tito Karnavian dan Moeldoko Beda Pendapat Soal Wudu tak Bisa Bunuh Virus Corona

Tito Karnavian dan Moeldoko Beda Pendapat Soal Wudu tak Bisa Bunuh Virus Corona

JAKARTA- Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan, air wudu yang biasa dipakai ummat Islam untuk menjalankan Salat, tidak akan membunuh virus corona. Tito berdalih, air tidak menghancurkan lemak . "Wudu itu air, airnya dalam penelitian tidak mematikan virus itu, karena air tidak menghancurkan lemak," kata Tito dalam acara Launching Gerakan 2 Juta Masker di Kota Depok, Kamis (13/8) kemarin. Tito mengatakan, virus hanya bisa hancur kecuali dengan mencuci tangan pakai sabun. "Wudu boleh, saya juga wudu lima kali sehari, minimal. Kira-kira sampaikan ke kiai, sebelum wudu, cuci tangan pakai sabun dulu, baru wudu, itu bener mematikan virusnya," ucap Tito. Ucapan Tito ini bertolak belakang dengan Kepala Staf Presiden Moeldoko yang mengatakan air wudu salah satu cara mencegah virus corona. Moeldoko mengatakan, kasus virus corona di wilayah di Sumatera Barat bisa terkendali karena warganya menerapkan pola hidup sehat dan gemar bersuci dengan air wudu sehari 5 kali. "Kasus Covid-19 di Sumbar terkendali karena menerapkan local wisdom, pola hidup sehat berbasis kearifan lokal. Warga yang sebagian besar muslim di Sumbar tanpa disadari berwudu membersihkan diri sehari setidaknya lima kali," ujar Moeldoko dikutip dari keterangan tertulis KSP, Jumat (5/6) lalu. Diketahui, hingga saat ini belum ada satu riset yang bisa membuktikan bahwa wudu bisa membunuh virus corona. Dilansir Halodoc yang dikutip dari World Economic Forum, profesor di School of Chemistry di University of New South Wales, Australia, Palli Thordarson menjelaskan, mencuci tangan pakai sabun lebih efektif menghancurkan virus dibanding mencuci tangan tidak memakai sabun. Thordarson menjelaskan bahwa virus cenderung terdiri dari tiga hal yakni genom asam nukleat (bahan genetiknya: DNA atau RNA), protein yang membungkus asam nukleat dan membantu replikasi virus di dalam tubuh inang, dan lapisan luar yang berlemak. Koneksi antara ketiga bagian komponen ini membentuk struktur virus, tetapi koneksi itu lemah karena tidak ada ikatan kovalen yang memberikan struktur yang lebih stabil. Sebaliknya, kata Thordarson, perakitan virus didasarkan pada interaksi “non-kovalen” yang lemah antara protein, RNA dan lipid. Mereka bersama-sama bertindak bersama seperti perekat sehingga sulit untuk memecah partikel virus yang terbentuk sendiri. Namun, sangat mungkin untuk memecah partikel dengan sabun, yang baik dalam melarutkan lapisan lipid yang mengelilingi virus. Ini juga menghancurkan semua ikatan lemah lainnya di dalam virus. Setelah itu terjadi, virus secara efektif akan hancur berantakan. Dikatakan, mencuci dengan air saja jauh lebih kecil kemungkinannya untuk memindahkan virus dari permukaan kulit. Cuci tangan dengan sabun karena sabun mengandung senyawa seperti lemak yang disebut amphiphiles, yang mirip dengan lipid yang ditemukan dalam membran virus. Ketika sabun bersentuhan dengan zat berlemak ini, sabun mengikatnya dan menyebabkannya terlepas dari virus. Ini juga memaksa virus melepaskan diri dari kulit. (dal/fin).

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: