PSBB Diberlakukan Lagi, Industri Manufaktur Tertekan

PSBB Diberlakukan Lagi, Industri Manufaktur Tertekan

JAKARTA - Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anie Baswedan yang menarik rem darurat dengan menerapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 14 September 2020 nanti akan memengaruhi kinerja industri manufaktur di Indonesia. "(Penerapan PSBB kembali) Ini sedikit banyak akan kembali memengaruhi industri manufaktur di Indonesia," ujar Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita dalam video daring, kemarin (10/9). Yang dikhawatirkan, kebijakan PSBB di Jakarta akan diikuti oleh beberapa daerah lainnnya. Dampaknya, menurutnya, sektor manufaktur di Indonesia akan semakin tertekan.

BACA JUGA: Airlangga Bantah Anies Baswedan Lalu Apresiasi Gubernur Jatim, Jabar dan Jateng

Namun di sisi lain, kata dia, PSBB di Jakarta juga akan memengaruhi kinerja program substitusi impor pemerintah pusat. Dia menjelaskan, substitusi impor dapat mendorong penguatan devisa negara, penguatan struktur industri, meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan global value chain, serta menyehatkan neraca perdagangan dalam negeri. "Kalau PSBB diketatkan pasti memengaruhi timeline dari program substitusi impor yang kami lakukan. Substitusi impor bukan gerakan anti impor, ini upaya kita memperkuat dan memperdalam struktur industri," paparnya. Terpisah, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Widjaja Kamdani menilai, Pemprov DKI Jakarta akan kembali memperketat PSBB tentu saja akan merugikan pelaku usaha.

BACA JUGA: DKI Bakal Terapkan PSBB Total, Kepala Daerah Tangerang Dukung Penuh

"Kebijakan ini amat sangat mematikan kegiatan usaha dan sangat menekan permintaan masyarakat," ujarnya. Jika kebijakan ini diberlakukan dalam waktu yang lama, namun tanpa hasil pengendalian Covid-19 yang memuaskan, maka imbasnya banyak pelaku usaha sektor riil nasional yang akan tertekan, terutama pelaku UMKM. "Kondisi ini akan membuat (pelaku UMKM) tidak sanggup bertahan dan pengangguran (bertambah). khususnya di sektor informal yang menyerap lebih dari separuh tenaga kerja nasional, akan meningkat lebih cepat,” ucapnya.

BACA JUGA: Ditangkap Atas Kasus Narkoba, Rhea Chakraborty Ungkap Pengakuan Mengejutkan

Kendati demikian, dia berharap pelaksanaan PSBB kali ini betul-betul sukses dan meminimalisir penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta sebelum pertengahan kuartal IV/2020. "Semakin cepat kita bisa mengendalikan Covid-19 sampai mendekati nol, menghilangkan PSBB dan normalisasi kegiatan ekonomi, pelaku usaha akan semakin mendukung,” ucapnya. Ekonom Anthony Kevin menilai dengan pemberlakuan kembali PSBB lebih ketat pada pekan depan akan membuat ekonomi nasional terkontraksi lebih dalam.

BACA JUGA: Camat Perbatasan Negara Punya Tantangan Lebih Berat Dibanding Wilayah Lain

"Ya, setelah PSBB total, akan lebih parah lagi dampaknya ke konsumsi (daya beli masyarakat)," katanya. Sebelumnya ia memproyeksikan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 akan terkontraksi minus 1 pesen. Kini, diubah prediksinya karena adanya pemberlakukan PSBB total, yang menjadi minus di atas 2 persen. "Jadi, kami memprediksi ekonomi nasionak akan terkontraksi di atas 2 persen pada kuartal tahun ini. Ini karena DKI Jakarta memiliki porsi sekitar 18 persen dari ekonomi nasional," tukasnya. (din/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: