Santri Diminta Karantina Mandiri

Santri Diminta Karantina Mandiri

MAROS - Proses belajar tatap muka di lingkup Pesantren Nahdlatul Ulum (NU) Soreang mulai aktif. Sudah berlangsung dua pekan. Kepala Kampus Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Syamsuddin, mengemukakan, pihak pesantren telah mengikuti anjuran pemerintah untuk pembelajaran dari rumah dengan sistem online atau daring. Akan tetapi, banyak orang tua yang mengeluh terkait masalah jaringan internet. "Kami sudah rapat dengan orang tua santri, kebanyakan memilih anak-anak mereka kembali mondok," ujarnya seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indonesia Network Grup), kamarin. Menurutnya pesantren merupakan kawasan karantina yang dianggap aman. Sebab santri tidak keluar dari lingkungan pesantren. Bahkan kata dia, untuk menghindari penyebaran virus corona di area pesantren, pihaknya juga telah menerapkan protokol Covid-19.

BACA JUGA: Airlangga Bantah Anies Baswedan Lalu Apresiasi Gubernur Jatim, Jabar dan Jateng

"Sebelum pelaksanaan tatap muka dilakukan, seluruh santri harus menjalani karantina mandiri," bebernya. Selain itu juga pihaknya tidak memperkenan orang tua santri membesuk hingga ke dalam area pesantren. "Mereka hanya dibolehkan sampai di pos satpam saja. Demikian juga dengan santri," jelasnya. Sementara itu Kepala seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kemenag Kabupaten Maros, Ahmad Ihyaddin mengatakan ada beberapa pesantren yang telah melakukan tatap muka karena sudah diperbolehkan Kemenag. "Selama pesantren tersebut menjalankan dan menerapkan protokol kesehatan Covid-19," katanya.

BACA JUGA: Ditangkap Atas Kasus Narkoba, Rhea Chakraborty Ungkap Pengakuan Mengejutkan

Terpisah, salah seorang orang tua santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulama Soreang, Muhammad Ridwan mengaku angat setuju kalau proses pembelajaran santri dilakukan di pesantren. "Pesantren merupakan lingkungan paling aman dan tempat isolasi terbaik," akunya. (rin/dir)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: