Kematian akibat Covid-19 di Dunia Tembus Satu Juta

Kematian akibat Covid-19 di Dunia Tembus Satu Juta

BACA JUGA: Dul Jaelani dan Tissa Biani Kepergok Tracking Bareng, Netizen: Semoga Berjodoh

Eropa, yang sempat terpukul pada gelombang pertama pandemi Covid-19, kini menghadapi lonjakan lagi. Kota-kota besar seperti Paris, London, dan Madrid kembali memberlakukan pembatasan aktivitas warga untuk mencegah penyebaran lebih luas. Pada pertengahan September terjadi rekor lonjakan kasus di sebagian besar wilayah. Organisasi Kesehatan Dunia (wHO) juga telah memperingatkan bahwa kasus kematian akibat Covid-19 bisa dua kali lipat atau menjadi 2 juta orang, jika tak ada tindakan kolektif secara global. "Satu juta merupakan angka mengerikan dan kita perlu merenungkannya sebelum mulai mempertimbangkan 1 juta berikutnya," kata direktur kedaruratan WHO, Michael Ryan, pekan lalu.

BACA JUGA: Deklarasi KAMI di Surabaya yang Dihadiri Gatot Nurmantyo Dibubarkan Polisi

"Apakah kita siap secara kolektif untuk melakukan apa yang diperlukan untuk menghindari angka itu?" ujarnya, menegaskan. Seperti dikutip dari AFP, seorang pengemudi truk Italia, Carlo Chiodi (50) menyatakan, korban meninggal akibat Covid-19 tersebut termasuk kedua orang tuanya, yang kematian keduanya hanya berselang dalam beberapa hari. "Yang sulit saya terima adalah saya melihat ayah saya berjalan keluar rumah, masuk ke ambulans, dan yang bisa saya katakan kepadanya hanyalah 'selamat tinggal'," kata Chiodi, 50 tahun. "Saya menyesal tidak mengatakan 'I love you' dan saya menyesal tidak memeluknya. Itu masih menyakitkan saya," sambungnya.

BACA JUGA: Dinamika Penegakan Kepatuhan Pemberi Kerja di Tengah Pandemi Covid-19

Pandemi corona telah merusak ekonomi dunia, mengobarkan ketegangan geopolitik, dan mempersulit kehidupan manusia mulai dari daerah kumuh India hingga kota terbesar di Amerika, New York. Olahraga, hiburan secara langsung, dan perjalanan internasional pun ikut terhenti karena penggemar, penonton, dan penumpang transportasi terpaksa mendekam di rumah berbulan-bulan untuk menghindari penyebaran virus. Saat ini para ilmuwan tengah berupaya menemukan vaksin corona. Di sisi lain pemerintah di berbagai negara tengah dalam dilema-antara memilih kesehatan atau ekonomi yang kian terpuruk karena pandemi. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan, bahwa wabah virus corona terjadi secara alami, bukan rekayasa.

BACA JUGA: Puji Anies Baswedan, Tengku Zul: Enak ya Mampu Bahasa Inggris, Kaum Seberang Pluto jadi Iri

"Virus ini (corona baru) terjadi secara alami," kata Tedros, dalam konferensi pers dari Jenewa, Swiss, belum lama ini, seperti dikutip dari Xinhua. Dia menegaskan, WHO mengandalkan keyakinan pada ilmu pengetahuan dan bukti-bukti yang ada. "Itulah mengapa kami katakan ilmu pengetahuan, solusi, dan solidaritas," tutur mantan menteri kesehatan dan luar negeri Ethiopia itu. Berbagai spekulasi muncul setelah pandemi Covid-19, ada yang percaya bahwa virus mematikan tersebut bagian dari rekayasa yang dibuat di laboratorium Kota Wuhan. Presiden Amerika Serikat Donald Trump termasuk pihak yang yakin bahwa Covid-19 dikembangkan dari laboratorium Wuhan. Namun hasil studi yang dilakukan banyak pihak menunjukkan SARS-CoV-2 muncul secara alami. Hal ini diperkuat dengan temuan jejak virus corona baru di pasar daging dan hewan laut di Wuhan. (der/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: