Demo Jangan Jadi Klaster Baru

Demo Jangan Jadi Klaster Baru

JAKARTA - Aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja, terjadi di sejumlah daerah. Pemerintah belum berencana menggunakan UU Kekarantinaan dalam merespons demonstrasi tersebut. Kerumunan massa dinilai berpotensi menimbulkan klaster baru. "Satgas mendorong pihak yang ingin menyampaikan aspirasinya untuk mematuhi arahan dari aparat keamannan selama kegiatan berlangsung. Bagi yang ingin melaksanakan hak-haknya dalam berdemokrasi, jangan lupakan protokol kesehatan. Tetap lakukan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak). Ingat, klaster sudah banyak bermunculan. Potensi serupa bisa muncul dalam kegiatan berkerumun seperti unjuk rasa," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito di Jakarta, Rabu (7/10).

BACA JUGA: Usai Beri Kode, Putri Delina Kini Tak Setuju Sule Pacaran Dengan Nathalie Holscher

Menurutnya, disiplin melaksanakan protokol kesehatan sangat penting demi keamanan peserta aksi unjuk rasa. Wiku menegaskan Satgas menghormati keinginan peserta demonstrasi yang ingin menyampaikan aspirasinya. Namun, Satgas meminta jangan mengabaikan protokol kesehatan. Sementara itu, Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Satuan COVID-19, Dewi Nur Aisyah mencatat pada sepekan terakhir terdapat penurunan tren kematian di empat provinsi prioritas. Yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Bali. "Yang kita lihat adalah perkembangan jumlah kumulatif kematian per minggu," kata Dewi dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (7/10). Menurutnya, data perkembangan tren kematian tersebut untuk melihat apakah ada kematian yang sangat tinggi dari 10 provinsi prioritas itu. Dari empat provinsi yang tren kematiannya menurun, lanjut Dewi, DKI Jakarta mencatatkan kenaikan angka kematian cukup tinggi pada pertengahan sampai akhir September. Namun, pada satu pekan terakhir ada penurunan sangat luar biasa hingga mencapai 52,4 persen.

BACA JUGA: Sule Blak-blakan Akui Nathalie Holscher Pernah Didekati Artis Beristri

"Ini berarti bentuk intervensi yang dilakukan dengan memperkuat berbagai lini sudah terpetakan. Mulai dari Wisma Atlet, hotel-hotel sudah mulai berjalan. Efeknya mengurangi kasus di rumah sakit," imbuhnya. Provinsi Jawa Tengah, lanjutnya, juga mencatatkan tren penurunan kematian kumulatif cukup baik. Pada pekan terakhir turun hingga mencapai 57,4 persen. Sulawesi Selatan juga turun tren kematiannya sebesar 46,2 persen. Sementara Provinsi Bali turun tipis 2,6 persen. Selain tren penurunan, ada juga kenaikan kumulatif kematian di antara 10 provinsi prioritas. Yang paling tinggi adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Papua dan Aceh. Dari kelima provinsi tersebut, Papua merupakan provinsi yang mencatatkan tren kenaikan kematian kumulatif tertinggi. Yakni mencapai 187,5 persen. Disusul Aceh 85 persen, Jawa Barat naik 29,0 persen, Kalsel 25 persen dan Jawa Timur juga meningkat 5,9 persen.(rh/fin)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: