PAPDI: Bayi Hingga Lansia Sebaiknya Imunisasi

PAPDI: Bayi Hingga Lansia Sebaiknya Imunisasi

Ilustrasi Imunisasi Campak pada Anak, Ilustrasi oleh Richard Duijnstee dari Pixabay --

FIN.CO.ID - Masyarakat segala umur mulai dari bayi hingga lanjut usia (lansia) diimbau mendapatkan imunisasi atau vaksinasi. Tujuannya memberikan perlindungan kesehatan. 

“Berkembang konsep yang namanya imunisasi sepanjang umur. Jadi tidak fokus pada anak atau dewasa, tapi sepanjang umur,” kata Penasihat Satuan Tugas (Satgas) Vaksin Dewasa PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia), Profesor Samsuridjal Djauzi, Selasa, 30 April 2024.

Dijelaskan, sejalan dengan perkembangan ilmu kesehatan di dunia, khususnya di bidang imunisasi terdapat perubahan fokus di mana imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan kepada bayi dan anak-anak, tetapi juga pada orang dewasa.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga menilai bahwa vaksinasi pada dewasa memiliki manfaat yang sama seperti halnya pada anak-anak.

Adapun vaksinasi dewasa merupakan vaksinasi lanjutan dari vaksinasi anak-anak, dengan beberapa tambahan vaksin tertentu.

BACA JUGA:

Ia memberi contoh, kasus kejadian radang paru-paru (pneumonia) pada anak di bawah 5 tahun cukup tinggi dengan angka kematian yang relatif tinggi. 

Sementara angka kejadian pneumonia pada usia di atas 50 tahun sangat tinggi dengan angka kematian sangat tinggi. Karena itu, perlindungan dari risiko pneumonia melalui vaksinasi akan memberikan manfaat yang besar.

Samsuridjal menyampaikan, seseorang berusia minimal 44 tahun paling tidak telah mendapatkan vaksinasi influenza satu tahun sekali, pneumonia satu kali seumur hidup, dan imunisasi tetanus, difteri, pertusis 10 tahun sekali.

“Setiap orang, umur berapapun dia maka harus menanyakan pada dirinya sendiri terkait vaksin apa yang perlu didapatkan dan apakah sudah mendapatkannya,” paparnya.

Imunisasi merupakan langkah pencegahan penyakit paling tepat dibandingkan pengobatan penyakit itu sendiri.

Pada penyakit pneumonia, terdapat risiko resistensi antibiotik di mana bakteri, virus, jamur maupun parasit tidak mampu dimatikan oleh antibiotik.

Tidak hanya itu, biaya pengobatan suatu penyakit seringkali lebih mahal ketimbang biaya untuk mendapatkan imunisasi.

BACA JUGA:

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: