Kementerian PUPR : Potensi Pemanfaatan Kayu dan Bambu Rekayasa Untuk Bangunan Gedung dan Hunian Sangat Besar

Kementerian PUPR : Potensi Pemanfaatan Kayu dan Bambu Rekayasa Untuk Bangunan Gedung dan Hunian Sangat Besar

Kredit Foto: Ristyan Mega Putra - Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR--

FIN.CO.ID - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan menyatakan potensi pemanfaatan material kayu dan bambu rekayasa untuk bangunan gedung dan hunian sangat besar dan memiliki peluang yang cukup baik. Adanya ketersediaan material kayu dan bambu di Indonesia menjadi salah satu peluang yang harus dikembangkan sebagai hilirisasi produk dalam program penyediaan hunian layak baik rumah tapak maupun vertikal.

"Peluang Indonesia untuk memanfaatkan material kayu dan bambu rekayasa untuk bangunan gedung dan hunian sangat terbuka lebar," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto saat membuka seminar bertemakan "Pemanfaatan Material Kayu dan Bambu Rekayasa Untuk Bangunan Gedung dan Hunian" di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Menurut Iwan, Kementerian PUPR selama ini juga telah melakukan riset dan penelitian terkait pemanfaatan kayu dan bambu untuk berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang ada. Ke depan tidak tertutup kemungkinan dengan semakin berkembangnya teknologi dan standarisasi material tersebut bisa digunakan untuk hunian.

Pada kesempatan itu, Iwan menjelaskan, sebagai bentuk dukungan dalam isu lingkungan, pemanfaatan material berbasis bio atau bio-based material seperti kayu dan bambu memiliki emisi karbon yang terendah dibanding dengan jenis material lain seperti material bangunan rumah dan gedung berbasis geo atau geo-based material seperti batu, pasir, bata, semen, dan logam yang secara signifikan berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. 

"Hal tersebut menjadikan kayu dan bambu sebagai alternatif material bahan bangunan yang berpotensi sebagai substitusi beton dan baja baik untuk struktural maupun non struktural bangunan rumah dan gedung. Perkembangan riset yang ada dan peran strategis Indonesia di teknologi ini bisa mewujudkan mimpi karya dari "pendekar-pendekar kayu" dan bambu luar biasa berujung pada hilirisasi bangunan dan gedung dimana tantangannya adalah membangun gedung high rise dari kayu dan bambu," tandasnya.

Guna mendukung hal tersebut, Iwan menerangkan ada tiga tahapan penting yang perlu diperhatikan yakni pertama adalah budi daya dari bambu dan kayu guna menjaga ketersediaan bahan material bangunan. Kedua, pemanfaatan teknologi agar material kayu dan bambu rekayasa bisa dijadikan balok, kolom, parket lantai, peralatan rumah tangga, sepeda, meja dan kursi serta pengembangan teknologi perekatan  dan perlindungan terhadap rayap, pengawetan dan proteksi dari bencana kebakaran.

Ketiga adalah mewujudkan potensi bambu dan kayu dengan dikolaborasikan dengan teknologi modular volumetrik.

"Kami akan berkoordinasi dengan OIKN untuk mengunakan material kayu dan bambu rekayasa untuk bangunan dan gedung di IKN dengan menggabungkan struktur baja beton. Material tersebut bisa untuk bagian interior wall panel, parket lantai, ceiling, meubelair dan peralatan makan dari kayu dan bambu," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara yang juga menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Kemitraan dan Kelembagaan Direktorat Sistem dan Strategi Penyelenggara Perumahan, Yudha Rommel Sibero menyatakan, tujuan diadakan kegiatan ini adalah mengenalkan serta menyebarkan informasi mengenai teknologi dan industri konstruksi yang menggunakan bahan kayu dan bambu rekayasa di Indonesia. Selain itu, kegiatan ini dilaksanakan untuk membentuk sebuah komunitas terkait yang aktif dalam pemanfaatan material kayu dan bambu untuk pembangunan rumah dan gedung, dengan harapan agar pemanfaatan kayu dan bambu dapat diimplementasikan secara lebih luas di Indonesia.

Peserta kegiatan ini terdiri dari pejabat dan pelaksana teknis dari Ditjen Perumahan, Ditjen Cipta Karya, Ditjen Bina Konstruksi, pengurus asosiasi, perwakilan perusahaan produsen kayu dan bambu, NGO, peneliti, akademisi, dan praktisi di bidang kayu dan bambu. Selain itu, pada kegiatan ini juga diadakan eksibisi mengenai produk kayu dan bambu rekayasa oleh perusahaan produsen kayu dan bambu rekayasa maupun lembaga riset dan pemerhati hutan.

Selain itu juga ada pemaparan materi terkait “Potensi Biomaterial: Kayu dan Bambu untuk Komponen Utama Bangunan Perumahan di Indonesia” yang  disampaikan oleh Maryoko Hadi dan Adriana, “Ketersediaan Material Kayu dan Bambu yang Berkesinambungan” oleh Prof. Dr. Naresworo Nugroho dari IPB, “Proteksi Rayap dan Lapuk pada Material Kayu & Bambu di Indonesia” oleh Prof. Dr. Sulaeman Yusuf dari BRIN. Selanjutnya materi “Proteksi Kebakaran pada Material Kayu dan Bambu” yang akan disampaikan oleh Dr. Mateo Gutierrez dari AKD Softwood dan “Standar Teknis Material dan Struktur Bangunan Kayu dan Bambu Laminasi” yang oleh Prof Dr. Bambang Suryoatmono.

Pihaknya juga menyelenggarakan sesi materi lainnya terkait “Basic Design Rumah Susun Kayu di IKN” oleh Kepala Subdirektorat Perencanaan Teknis Rumah Susun dan ditanggapi oleh para produsen kayu rekayasa serta sesi diskusi yang diikuti oleh semua peserta seminar dengan topik diskusi “Strategi implementasi pengembangan hunian berbahan kayu dan bambu, timeline implementasi, dan pembagian peran setiap pemangku kepentingan serta inisiasi pembentukan Inisiasi Komunitas Kayu Bambu Indonesia untuk mewujudkan pemanfaatan material kayu dan bambu untuk bangunan rumah dan gedung secara luas.

"Kami juga akan menjajaki adanya penyepakatan bersama berupa Pra-MoU terkait dengan pengembangan riset purwarupa hunian berbahan kayu antara Kementerian PUPR dengan perusahaan produsen. Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi para peserta serta mewujudkan implementasi bangunan gedung hunian berbahan kayu dan bambu rekayasa di Indonesia," harapnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: