PUPR: Pembangunan IKN Sesuai Program Net Zero Emision Indonesia 2045

PUPR: Pembangunan IKN Sesuai Program Net Zero Emision Indonesia 2045

Pembangunan IKN Kalimantan Timur sesuai Net Zero emission Indonesia 2045--

FIN.CO.ID - Kementerian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaluui Direktorat Perumahan Rakyat menegaskan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur sesuai dengan rencana program mewujudkan net zero emision pada 2045. 

Direktur Perumahan Rakyat PUPR Iwan Suprijanto menjelaskan konsep hijau di IKN akan membantu menurunkan emisi karbon di Indonesia. 

"Pembangunan IKN yang didasarkan pada prinsip pengurangan risiko terhadap perubahan iklim dan bencana, telah menerapkan salah satu aspek kunci dalam mendukung penerapan kebijakan rendah emisi," ujar Iwan dalam diskusi daring pada Senin, 22 April 2024. 

Berdasarkan data yang dijabarkan, konsumsi energi dan emisi gas karbon insdustri konstruksi, pada 2021 Indonesia menyumbang 34 persen konsumsi energi dam 37 persen emisi gas rumah kaca dari total emisi global.

BACA JUGA:

Menurutnya dalam diskusi dengan tajuk "Kolaborasi Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan melalui Penguatan Penggunaan Produk Dalam Negeri yang Ramah Lingkungan", pembangunan IKN yang didasarkan pada prinsip dan pengurangan risiko terhadap perubahan iklim dan bencana. 

Hal ini dengan memprioritaskan penggunaan material bangunan dengan konsumsi energi dan jejak karbon rendah (low embodied carbon) yang berasal dari sumber lokal atau hasil dari daur ulang. 

"Konsep Kota Hutan Cerdas di IKN diharapkan dapat lebih lanjut mendukung upaya pengurangan emisi karbon, khususnya melalui implementasi konstruksi berkelanjutan yang salah satu kriterianya adalah dengan penggunaan material konstruksi ramah lingkungan yang sejalan dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan," kata Iwan. 

Iwan juga menerangkan, beberapa produsen materil konstruksi telah mengembangkan teknologi produknya agar dapat memenuhi kriteria material konstruksi hijau atau green material. 

Dengan demikian, proses pembuatan material konstruksi dan komponen atau bahan yang digunakan memiliki dampak lingkunhan yang lebih baik daripada menggunakan material konsensional. 

BACA JUGA:

Kemudian, Iwan juga menerangkan beberapa material konstruksi hijau saat ini telah dikembangkan oleh perusahaan dalam negeri dan telah digunakam pada pembangunan di IKN. 

Diantaranya adalah produk semen hidraulis yang memiliki kadar klinker lebih rendah yang membuat emisi karbon yang dihasilkan pun lebih sedikit dibandingkan semen konvensional. 

Kemudian, menggunakan cat dengan komponen kimia atau senyawa volatile organic compound (VOC) yang rendah dan mengandung bahan nabati yang mampu mengurangi keseluruhan jejak karbon. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Gatot Wahyu

Tentang Penulis

Sumber: