4 Juta Orang Diprediksi Gunakan Angkutan Udara Selama Arus Mudik Lebaran: Naik 12 Persen dari Tahun Lalu

4 Juta Orang Diprediksi Gunakan Angkutan Udara Selama Arus Mudik Lebaran: Naik 12 Persen dari Tahun Lalu

Pesawat Garuda-Ayu Novita-

FIN.CO.ID– Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksikan sekitar 4 juta masyarakat akan gunakan transportasi udara untuk mudik dan arus balik pada musim Lebaran 2024.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, M. Kristi Endah Murni di sela-sela kunjungan kerjanya di beberapa bandara di Sulawesi menjelaskan terkait posko terpadu angkutan udara lebaran 2024 dan melakukan pemantauan di beberapa bandara.  

“Posko Angleb (Angkutan Lebaran) akan dilaksanakan mulai 3 April 2024 sampai dengan 18 April 2024 dengan memantau 51 bandara untuk penerbangan dalam negeri dan 16 bandara untuk penerbangan luar negeri,” jelasnya pada Rabu, 27 Maret 2024.

BACA JUGA:

Ditjen Hubud memprediksi terjadinya peningkatan penumpang pada periode Lebaran 2024 meningkat 12 persen dibanding Lebaran 2023. Jumlah tersebut melampaui jumlah penumpang pada 2019 yakni 11 persen.

Diperkirakan jumlah penumpang pada puncak arus mudik mencapai 310.411 penumpang, terdiri dari 261.206 penumpang domestik dan 49.205 penumpang internasional, terjadi pada H-4 Lebaran.

Sedangkan untuk puncak arus balik diperkirakan mencapai 314.449 penumpang yaitu 261.573 penumpang domestik dan 52.875 penumpang internasional, pada H+4 Lebaran.

Untuk memastikan kesiapan kapasitas tempat duduk, Ditjen Hubud juga telah memperkirakan kebutuhan kapasitas angkutan udara.

Dimana dengan ketersediaan 420 armada pesawat dan proyeksi jumlah penumpang domestik angkutan udara lebaran 2024, maka dibutuhkan 329 pesawat udara. Hal ini berarti kebutuhan kapasitas angkutan udara telah terpenuhi melalui kapasitas reguler.

BACA JUGA:

Kristi memerintahkan kepada semua penyelenggara angkutan udara untuk mempersiapkan sarana prasarana transportasi udara dan seluruh pendukungnya, termasuk personel dan prosedur pelayanan.

"Selain fasilitas sarana prasarana, personel hal lain yang perlu diantisipasi yaitu cuaca ekstrim dengan mempersiapkan Contingency Plan jika terjadi Accident dan Force Majeure (bencana alam), ancaman keamanan dan ketertiban,” ujar

Begitupun dengan pelayanan delay management juga perlu dipersiapkan untuk memastikan pelayanan kepada pengguna jasa transportasi udara berjalan dengan baik,” lanjut Kristi. (Ayu Novita) 

 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: