Mudah Lelah atau Nyeri Perut Bagian Atas? Waspada Bisa Jadi Semua Itu Gejala Penyakit Liver

Mudah Lelah atau Nyeri Perut Bagian Atas? Waspada Bisa Jadi Semua Itu Gejala Penyakit Liver

Waspada jika terjadi nyeri di perut bagian atas. Sumber foto: pixabay--

FIN.CO.ID - Mungkin sebagian dari kita tidak menyadari gejala penyakit yang dapat menyebabkan penurunan fungsi hati ini.

Bagi Anda yang merasakan sejumlah gejala di bawah ini, ada baiknya segera periksakan diri ke dokter. 

Berikut gejala yang biasa dialami para penderita penyakit liver:  

1. Nyeri Perut

Pengidap penyakit liver juga bisa mengalami gejala awal berupa nyeri perut. Nyeri umumnya terjadi di perut bagian atas, tempat liver berada.

Nyeri perut ini bisa disebabkan oleh berbagai macam penyakit, seperti abses, hepatitis, pembesaran hati, dan lain sebagainya.

2. Kelelahan

Kelelahan merupakan salah satu gejala umum yang dialami pengidap penyakit liver. Tapi karena kelelahan juga bisa menjadi tanda penyakit lain, gejala sakit liver ini kerap tidak disadari dan diabaikan.

Kelelahan biasanya dialami oleh pengidap penyakit liver yang disebabkan oleh infeksi, seperti hepatitis. Ini karena untuk melawan infeksi virus hepatitis, sistem kekebalan membutuhkan lebih banyak energi sehingga menyebabkan tubuh menjadi lebih mudah lelah.

Mengingat kelelahan juga bisa menjadi gejala penyakit lain, berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan diagnosis pasti dan pengobatan yang sesuai.

BACA JUGA:Ketahui Jenis Penyakit Rematik Beserta Gejala dan Penyebabnya

BACA JUGA: 5 Penyebab Penyakit Jantung yang Kerap Disepelekan: Duduk Terlalu Lama Salah Satunya

3. Kulit dan Mata Menguning

Gejala sakit liver yang umum terjadi tapi sering tidak disadari adalah jaundice, atau yang dikenal juga dengan sebutan penyakit kuning.

Gejala ini ditandai dengan perubahan warna pada kulit dan sklera mata yang berubah kekuningan. Jaundice disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah.

Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari kerusakan pada sel liver, peradangan, hingga penyumbatan saluran empedu

4. Perubahan Warna Urine

Waspada jika warna urine mendadak berubah warna menjadi lebih gelap. Pasalnya, hal tersebut bisa menjadi gejala awal penyakit liver. Perubahan pada warna urine disebabkan oleh adanya kandungan bilirubin pada urine.

Ketika liver mengalami kerusakan atau penyumbatan pada saluran empedu, organ tersebut tidak bisa mengeluarkan bilirubin secara normal.

Akibatnya, kadar bilirubin dalam darah meningkat dan keluar melalui ginjal. Inilah yang membuat bilirubin bisa tercampur dan membuat warna urine menjadi lebih gelap.

5. Wasir

Wasir merupakan gejala awal yang biasa dialami oleh pengidap sirosis hati. Hal ini terjadi karena sirosis dapat menyebabkan pembengkakan pada pembuluh darah di dalam rektum atau varises. Dalam jangka panjang, pembuluh darah yang membengkak itu dapat memicu terjadinya pendarahan hingga komplikasi yang lebih serius.

6. Mudah Memar

Gejala sakit liver juga bisa berupa memar yang muncul tanpa penyebab yang jelas. Bahkan, memar bisa muncul meskipun orang tersebut tidak pernah jatuh atau terbentur sekalipun.

Dalam kondisi normal, liver memproduksi protein yang membantu proses pembekuan darah. Jika liver mengalami kerusakan, maka produksi protein tersebut bisa terganggu sehingga proses pembekuan darah tidak berjalan dengan optimal. Akibatnya, tubuh menjadi sering mengalami memar meski tidak pernah terbentur atau jatuh

Gejala lainnya, nafsu makan menurun,  penurunan gairah seksual, perubahan warna feses menjadi pucat atau kehitaman, dan asites atau perut membengkak dan berisi cairan.

Untuk diketahui, penyakit liver merupakan gangguan kesehatan yang terjadi karena adanya kerusakan pada organ hati. Umumnya, seseorang dapat dikatakan menderita penyakit ini jika kerusakan sel-sel dalam organ hatinya telah mencapai 75%.

Adapun faktor yang dapat menyebabkan penyakit liver, antara lain, infeksi virus, seperti virus hepatitis, penyakit autoimun (penyakit ini menyebabkan sistem imun tubuh menyerang sel atau jaringan sehat pada hati), faktor genetik, kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, dan pola makan yang tidak sehat.

Selanjutnya, obesitas, penyalahgunaan obat-obatan, paparan senyawa kimia  beracun, pertumbuhan sel kanker, pemakaian jarum suntik bersama dengan orang lain, melakukan tato atau tindikan dengan alat yang tidak steril, dan hubungan seksual yang tidak aman atau tanpa pelindung. (*)

 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Eko Nugros

Tentang Penulis

Sumber: