Polisi Paksa Rektor Buat Video Apresiasi Kinerja Jokowi, Begini Penjelasan Polda Jatengl

Polisi Paksa Rektor Buat Video Apresiasi Kinerja Jokowi, Begini Penjelasan Polda Jatengl

Kapolda Jawa Tengah Irjen. Pol. Drs. Ahmad Luthfi--

FIN.CO.ID- Polda Jawa Tengah (Jateng) buka suara terkait kabar pihaknya memaksa sejumlah rektor Universitas di Jateng untuk membuat video yang mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi selama 9 tahun menjabat. 

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu mengatakan upaya itu merupakan giat cooling system jelang Pemilihan Unum (Pemilu).

Bayu menjelaskan, selain rektor, pihaknya juha meminta para tokoh-tokoh masyarakat guna menjaga Pemilu berjalan damai. 

BACA JUGA:

“Dalam rangka Pemilu, kita melaksanakan giat colling sistem mengajak tokoh-tokoh masyarakat utk ikut menjaga agar pemilu berjalan aman dan damai,” kata Satake, Selasa 6 Februari 2024.

Satake menyebut bahwa tujuan utama giat ini untuk menghimbau dan mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kondusifitas Pemilu 2024. 

Hal ini dilakukan dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa sebelum dan sesudah Pemilu berlangsung. 

“Sehingga pemilu terselenggara dengan aman, damai dan bermartabat sesuai dengan harapan forum rektor,” ujarnya.

BACA JUGA:

Rektor Unika Dipaksa Polisi

Sebelumnya, Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Ferdinandus Hindarto mengaku dipaksa kepolisian Jawa Tengah untuk membuat video apresiasi kepada kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama kepimpinannya. 

Ferdinandus mengatakan, dia dihubungi oleh kepolisian dari Polres setempat untuk membuat video apresiasi kinerja Jokowi dan dikirim melalui WhatsApp. 

Chat pertama itu kan hari Jumat 2 Februari, saya berangkat ke Surabaya karena pertemuan kami dengan Perguruan Tinggi Katolik itu di Surabaya beliau mengatakan dari Polrestabes," kata Ferdinan saat ditemui awak media di Unika Soegijapranata, Semarang, Selasa 6 Februari 2024.

Ferdinandus mengatakan, dirinya menolak permintaan oknum polisi itu dengan berbagai alasan. Namun, oknum polisi itu tetap memaksanya 

"Saya jawab 'mohon maaf Bapak kami memilih untuk tidak membuat itu' lalu Sabtunya setelah kami membuat pernyataan di Surabaya itu beliau WA lagi kan dengan memberi contoh video-video dari perguruan tinggi lain ada Unsoed, ada Undip, ada UIN, dan sebagainya, dan beberapa PTS di Semarang. Ya jawaban saya sama," jelasnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: