Mahfud MD Bilang Sejumlah Rektor di Universitas Diintimidasi, Dipaksa Tulis Pernyataan Bahwa Jokowi Orang Baik

Mahfud MD Bilang Sejumlah Rektor di Universitas Diintimidasi, Dipaksa Tulis Pernyataan Bahwa Jokowi Orang Baik

Menko Polhukam Mahfud MD.-@mohmahfudmd-Instagram

FIN.CO.ID- Calon Wakil Presiden nomor urut 3 Mahfud MD blakan-blakan mengatakan bahwa ada sejumlah rektor di Universitas ternama mendapat intimidasi.

Intimidasi itu menyusul setelah ramai  gerakan petisi dari berbagai civitas akademika terhadap sikap cawe-cawe Presiden Jokowo dalam Pilpres 2024.

Mahfud MD bilang, para rektor dipaksa untuk membuat pernyataan yang menyatakan bahwa Presiden Jokowi itu orang baik dan negawarawan. 

BACA JUGA:

"Ini laporan kepada saya dari beberapa rektor. Disuruh membuat pernyataan menyatakan bahwa Pak Jokowi itu orangnya negarawan, baik. Yang kedua, Pak Jokowi berhasil mengatasi krisis. Ketiga, pemilu berjalan baik, dan sebagainya," ujar Mahfud dalam acara Tabrak, Prof!, di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin 5 Februari 2024.

Mahfud menjelaskan ada beberapa rektor yang diminta membuat sikap seperti itu. Kemudian, kata dia, para rektor tersebut ada yang membuat pernyataan dengan format yang sama, dan ada juga yang menolak.

"Lalu ada yang tidak mau begitu, seperti Rektor Universitas Soegijapranata, Unika, di Semarang itu memberi tahu kepada kami. 'Kami disuruh membuat seperti ini. Ini teman kami sudah membuat pernyataan seperti ini, ada pernyataan rektor yang sama isinya, kayak template, tetapi ada yang samar-samar,' dan sebagainya," ujar Mahfud.

BACA JUGA:

Mantan Menko Politik Hukum dan Kemanan ini mengayakan kebebasan mimbar akademik di perguruan tinggi mendapat intimidasi. 

"Kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik itu harus tetap dihormati karena seotoriter zaman Pak Harto (Presiden ke-2 RI Soeharto) pun, kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik itu relatif masih cukup didengarkan dan relatif masih berwibawa," kata Mahfud, MD.

Menurut Mahfud, tindakan untuk mengajak sejumlah rektor menyatakan sikap seperti itu adalah perbuatan yang kurang sehat.

"Menurut saya itu kurang sehat membuat tandingan-tandingan itu. Memecah belah masyarakat dan memecah belah kampus juga," katanya lagi.

Walaupun demikian, kata Mahfud, adanya upaya-upaya seperti itu tidak menghentikan gerakan dari kampus untuk tetap bersuara.

"Tetapi, semakin ditekan perguruan tinggi, semakin menggelombang gerakan-gerakan," ujarnya lagi.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: