Relawannya Dikeroyok Tentara, Akui Telah Telepon KSAD Hingga Panglima TNI, Ganjar: Kalau Gak Ngerti Pecat Saja

Relawannya Dikeroyok Tentara, Akui Telah Telepon KSAD Hingga Panglima TNI, Ganjar: Kalau Gak Ngerti Pecat Saja

Salah satu korban relawan Ganjar-Mahfud yang Dikeroyok--Video Viral

FIN.CO.ID - Calon Presiden (capres) Ganjar Pranowo mengaku telah menghubungi KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak hingga Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, terkait kasus relawannya yang dikeroyok anggota TNI.

Ganjar mengatakan akan segera membesuk sukarelawan korban penganiayaan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

"Oh. iya, saya juga komunikasi dari kemarin. Dari sini, saya mau ke sana (tempat korban)," katanya usai mengunjungi Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Gebang Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Minggu, 31 Desember 2023.

Selain itu, Ganjar mengatakan bahwa pihaknya telah meminta pihak-pihak terkait untuk mengatasi permasalahan tersebut.

"Saya minta bantuan teman-teman Komisi I DPR RI, TPN (Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud), dan sudah komunikasi dengan KSAD (Jenderal TNI Maruli Simanjuntak), Panglima TNI (Jenderal TNI Agus Subiyanto). Saya tadi juga kontak dengan pangdam (panglima kodam)," katanya.

BACA JUGA:

Sementara itu, Ganjar mengapresiasi pemberian hukuman kepada pelaku TNI yang melakukan penganiayaan terhadap sukarelawan di Boyolali.

"Sekian belas orang dari oknum itu hari ini mendapatkan hukuman. Menurut saya, bagus itu. Ini menjadi pelajaran serius buat kami agar jangan semena-mena. Kalau ada keliru, diproses saja. Akan tetapi, kalau semena-mena, ingat jangan bikin rakyat marah," ujarnya.

Walaupun demikian, mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut berharap kejadian tersebut merupakan terakhir kalinya terjadi dalam masa Pilpres 2024.

"Nah, itu tadi yang saya katakan itu jadi pelajaran yang terakhir. Jangan ada lagi mudah seperti itu. Kalau kemudian ada yang keliru, kasihkan pada yang berwenang," katanya.

Ia menambahkan, "Saya kira oknum-oknum TNI yang menganiaya itu ngerti aturannya. Kalau dia nggak ngerti, pecat saja."

Sebelumnya, Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, melaporkan seorang sukarelawan meninggal dunia dan empat orang mengalami luka berat akibat kekerasan oknum TNI, Sabtu (30/12).

BACA JUGA:

"Kami mendapatkan laporan dari Klaten dan Boyolali (Jawa Tengah) ini laporan dengan brutalitas dan tindak kekerasan yang sangat-sangat tidak bisa diterima. Satu meninggal dunia dan empat orang mengalami luka-luka berat," kata Todung di Djakarta Theater, Jakarta, Sabtu.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Gatot Wahyu

Tentang Penulis

Sumber: