92 Staf PBB Tewas di Gaza Akibat Serangan Israel, 50.000 Warga Sipil Mengungsi ke Utara

92 Staf PBB Tewas di Gaza Akibat Serangan Israel, 50.000 Warga Sipil Mengungsi ke Utara

Area di Gereja Ortodoks Yunani St. Porphyrius di Kota Gaza tempat ledakan terjadi. (Ali Jadallah/Anadolu/Getty Images)--

Israel blokade pasokan bantuan dari segala penjuru. Hampir tidak ada bantuan internasional yang masuk. 

"Jika tidak ada perubahan dalam waktu dekat, banyak orang akan mati karena kurangnya bantuan kemanusiaan dan bukan karena pemboman," katanya.

 “Blokade ketat seperti itu tidak lebih dari hukuman kolektif,” tambah Lazzarini.

Dilansir dari DW, Militer Israel mengatakan sekitar 50.000 warga sipil meninggalkan Gaza utara menuju selatan wilayah Palestina pada hari Rabu,8 November 2023 di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara militan Hamas dan pasukan Israel.

 “Hari ini kita melihat bagaimana 50.000 warga Gaza berpindah dari Gaza utara ke Gaza selatan,” kata juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari. “Mereka pergi karena mereka memahami bahwa Hamas kehilangan kendali di utara, dan di selatan lebih aman.”

 “Hamas telah kehilangan kendali dan terus kehilangan kendali di wilayah utara,” kata Hagari.

 Dia menambahkan bahwa tidak akan ada gencatan senjata dengan militan Hamas, namun Israel telah mengizinkan jeda kemanusiaan pada waktu-waktu tertentu untuk memungkinkan warga pindah ke selatan.

Tentara Israel mengatakan mereka telah menghancurkan 130 terowongan milik Hamas di Jalur Gaza sejak konflik dengan militan Islam dimulai sebulan lalu.

 “Para insinyur tempur yang bertempur di Gaza menghancurkan senjata musuh dan mencari lokasi, mengekspos, dan meledakkan terowongan,” kata IDF dalam sebuah pernyataan.

Israel mengatakan Hamas memiliki jaringan terowongan bawah tanah yang luas di Gaza.

Militer merilis video yang menunjukkan alat berat menggali pintu masuk terowongan dan mengangkat lempengan beton. Pasokan air dan udara di terowongan adalah bukti rencana masa tinggal yang lebih lama, kata pernyataan militer. Beberapa terowongan memiliki listrik.

Rata-rata, bangunan tersebut memiliki tinggi 2 meter (6,5 kaki) dan lebar 1 meter, namun beberapa di antaranya cukup besar untuk menampung kendaraan dan dibangun puluhan meter di bawah tanah untuk menahan serangan udara Israel, menurut militer. (*) 

 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: