Teknologi

Mengungkap Bahaya Deepfake di Pemilu 2024

fin.co.id - 13/10/2023, 12:45 WIB

Deepfake

JAKARTA - Seiring mendekatnya Pemilu 2024, gelombang kekhawatiran mengenai teknologi deepfake semakin menggelegar di tengah masyarakat.

Teknologi ini memiliki kemampuan untuk memalsukan berbagai jenis konten, mulai dari foto hingga rekaman suara dan video, dengan tingkat akurasi yang mengejutkan.

Kaspersky menyoroti urgensi untuk selalu waspada terhadap ancaman digital ini, yang berpotensi merongrong fondasi demokrasi kita.

"Deepfake: Lebih dari Sekadar Teknologi, Ini Soal Etika dan Tanggung Jawab" kata Seto Wijaya, CEO Fourtrezz, perusahaan keamanan siber yang berbasis di Yogyakarta. 

Ia menegaskan, "Deepfake bukan hanya masalah teknologi canggih, tetapi juga tantangan etis dan integritas yang serius.

Mengapa Deepfake Jadi Ancaman Serius? Deepfake adalah cabang dari kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan pembuatan konten palsu dengan tingkat realisme yang tinggi.

Ancaman ini menjadi semakin konkret dengan adanya permintaan yang tinggi untuk deepfake, terutama yang menargetkan tokoh-tokoh publik.

Biaya pembuatan konten deepfake bisa sangat variatif, mulai dari Rp 4,7 juta hingga mencapai angka fantastis Rp 313 juta per menit.

Langkah-langkah Proaktif Menghadapi Bahaya Deepfake:

1. Edukasi sebagai Pondasi Pertahanan: Memahami bagaimana deepfake bekerja adalah langkah awal dalam mempersiapkan diri melawan ancaman ini. Edukasi bisa berupa webinar, kursus online, atau membaca literatur terkait untuk memahami teknik dan taktik yang digunakan dalam pembuatan konten deepfake.

2. Menjaga Integritas Informasi dengan Sumber yang Kredibel: Di dunia yang penuh dengan informasi, penting untuk memilih sumber yang terpercaya. Verifikasi informasi dari beberapa sumber berbeda sebelum membagikannya adalah salah satu cara untuk memastikan keakuratannya.

3. Protokol Keamanan yang Kuat: Meskipun konten tampak meyakinkan, selalu lakukan pemeriksaan tambahan. Ini bisa berupa penggunaan perangkat lunak keamanan siber, seperti anti-malware dan firewall, untuk menambah lapisan keamanan. Selalu ada ruang untuk skeptisisme sehat ketika berhadapan dengan konten online.

Fourtrezz menekankan pentingnya inovasi dan adaptasi teknologi keamanan siber sebagai langkah proaktif melawan deepfake.

"Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah atau industri keamanan siber untuk menangani ini. Sebagai masyarakat, kita juga harus proaktif dalam mengadopsi solusi keamanan yang inovatif," tutup Seto Wijaya.

Jadi, saat kita bergerak menuju Pemilu 2024, mari kita bersama-sama menjaga keutuhan dan integritas proses demokrasi kita dari ancaman deepfake.

Admin
Penulis
-->