Remaja 17 Tahun Ditembak Polisi Memicu Ketegangan di Ibu Kota Prancis, Penduduk Bakar Barikade

Remaja 17 Tahun Ditembak Polisi Memicu Ketegangan di Ibu Kota Prancis, Penduduk Bakar Barikade

Ilustrasi - Penembakan.-Pexels - Pixabay-

Remaja 17 Tahun Ditembak Polisi Memicu Ketegangan di Ibu Kota Prancis - Remaja berusia 17 tahun tewas ditembak oleh seorang petugas polisi di Prancis hingga memicu ketegangan di ibu kota Prancis.

Penduduk membakar barikade yang direspons polisi dengan tembakan gas air mata, Selasa 27 Juni 2023. 

Remaja yang bekerja sebagai pengemudi jasa pengiriman itu ditembak mati oleh polisi sehari sebelumnya di pinggiran Kota Nanterre, karena dia disebut tidak mematuhi pemeriksaan lalu lintas.

Insiden itu mengejutkan publik Paris dan menimbulkan kekhawatiran tentang penggunaan kekuatan mematikan oleh pasukan keamanan.

BACA JUGA:Vladimir Putin Sebut Pemimpin Tentara Bayaran Wagner Mendapatkan 2 Miliar Dolas AS

Sebuah video yang beredar di media daring menunjukkan dua petugas polisi bersandar ke jendela sisi pengemudi sebuah mobil sebelum kendaraan tersebut bergerak pergi.

Salah satu petugas menembak ke arah pengemudi. Mobil tersebut kemudian menabrak pos terdekat.

Dalam sidang parlemen, Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin membenarkan bahwa dua polisi yang terlibat dalam insiden itu sedang diinterogasi.

Dia mengakui adanya gambar-gambar yang sangat meresahkan yang beredar di media sosial dan mendesak masyarakat untuk menunjukkan rasa hormat kepada keluarga yang berduka, dan menerapkan praduga tak bersalah terhadap petugas polisi.

BACA JUGA:Daftar Harga Mobil Listrik di Indonesia, Wuling E100 Paling Murah, Tesla Model 3 Rp 1,5 Miliar

Sabrina Sebaihi, salah seorang anggota Partai Hijau (EELV), menyampaikan belasungkawa kepada keluarga remaja itu.

Dia menekankan bahwa polisi hanya boleh menggunakan senjata mereka dalam situasi di mana nyawa mereka dalam bahaya.

Sementara anggota Parlemen Eropa Prancis, Manon Aubry, membagikan rekaman peristiwa ketika petugas menembaki pengemudi muda itu melalui akun Twitter-nya.

Aubry menyebut rekaman itu mengerikan dan mengatakan bahwa pemuda itu tidak boleh dihukum mati hanya karena tidak mematuhi perintah untuk berhenti.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: