Safari Nanjing

Safari Nanjing

--

Saya jelaskan bahwa sebagian kami bukan Islam. Apakah boleh ikut masuk. Agar bisa ikut menerima penjelasan. "Ikut semua. Gak masalah," katanya.

Ruang besar lantai bawah ini penuh meja bundar. Dengan 10 kursi di setiap mejanya. Meja dilapisi plastik tipis pertanda akan ada makanan di atasnya.

Di meja-meja itulah jamaah akan berbuka puasa. 

Di sebelah barat bangunan ada halaman terbuka kecil. Ada dua pohon besar. Ada dua meja yang juga dikelilingi kursi.

Kami pilih duduk di halaman itu. Akan berbuka di situ.

Lalu datanglah imam masjid ke halaman itu. Masih muda. Ia pakai semacam jas panjang warna hitam. Di bagian dadanya ada bendera Tiongkok. Mencolok. Rupanya itulah baju resmi imam masjid di Nanjing.

Di kepalanya diigalkan serban. Dengan ekor sepanjang punggung di bagian belakang kepala. "Assalamu'alaikum," katanya pada kami. Kami jawab salam itu dengan baik. 

"Jadi satu saja," katanya dalam bahasa Mandarin. "Kumpul satu meja," tambahnya.

"Tapi kami tadi diminta terpisah antara yang laki dan perempuan," ujar Ike Erike mahasiswi asal Cibinong, Bogor. Ike, berjilbab, menjabat ketua mahasiswa Indonesia di Nanjing. Ada 150 mahasiswa kita di kota itu. 

"Tidak usah terpisah. Boleh jadi satu meja," ujar sang Imam sambil minta para mahasiswi bergabung di meja mahasiswa.

Sepuluh menit sebelum waktu berbuka, kursi-kursi di seputar meja ruang bawah itu sudah penuh. Lalu Imam tersebut mengajar mereka untuk mengucapkan beberapa kalimat dalam bahasa Arab. Agar ditirukan serentak dengan keras.

Misalnya kata Assalamu'alaikum. Diulangi sampai 10 kali. Lalu kata Waalaikum salam. Juga sepuluh kali. Ada lagi kata ashadualla ilaha illallah wa ashhadu. Kalimat itu diulang-ulang oleh para jamaah. Dengan suara keras. Banyak kali. Lalu lanjutan sahadat itu.

Ketika semua hafalan itu diajarkan, beberapa wanita berjilbab mengisi meja dengan kurma. Juga dengan buah stroberi menor-menor. Lalu minuman botol.

Itulah takjil yang bisa dimakan. Kami juga mulai makan di halaman belakang. Tanpa melihat agama kami.

Setelah itu semua naik ke lantai atas. Kecuali di antara kami yang bukan Islam. Saya lihat mulai banyak juga mahasiswa asing yang bergabung. Ada dari India. Bangladesh. Pakistan. Iraq.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber:

Berita Terkait

Nilai 95

5 hari

Madinah Kafe

2 minggu

Somasi RBT

2 minggu

Gaza Rock

3 bulan

Gaza Ben

3 bulan