Politikus PDIP Effendi Simbolon Kritik Keras ke Jokowi: Presiden tak Patuh Konstitusi

fin.co.id - 31/07/2021, 20:41 WIB

Politikus PDIP Effendi Simbolon Kritik Keras ke Jokowi: Presiden tak Patuh Konstitusi

JAKARTA- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Effendi Simbolon mengkritik keras Presiden Joko Widodo yang sejak awal tidak menerapkan lockdown sehingga saat ini Indonesia dianggap masuk dalam jebakan pandemi atau pandemic trap.

Effendi mengatakan, seharunya pemerintah Jokowi menggunakan Undang-undang kekarantinaan.

"Pemerintah sejak awal tidak menggunakan rujukan sesuai UU Karantina itu, di mana kita harusnya masuk ke fase lockdown. Tapi kita menggunakan terminologi PSBB sampai PPKM. Mungkin di awal mempertimbangkan dari sisi ketersediaan dukungan dana dan juga masalah ekonomi. Pada akhirnya yang terjadi kan lebih mahal ongkosnya sebenarnya, PSBB itu juga Rp 1.000 triliun lebih ya di tahun 2020 itu," ujar Effendi kepada wartawan, Sabtu (31/7).

Effendi menilai, penerapan PSBB dan mengabaikan lockdown, menandakan Presiden Jokowi tidak putut terhadap konstitusi. Menurutnya, lonckdown jauh lebih efektif daripada vaksinasi.

"Presiden tidak patuh konstitusi. Kalau dia patuh sejak awal lockdown, konsekuensinya dia belanja kan itu. Sebulan Rp 1 juta saja kali 70 masih Rp 70 triliun. Kali 10 bulan saja masih Rp 700 triliun. Masih di bawah membanjirnya uang yang tidak jelas ke mana larinya. Masih jauh lebih efektif itu daripada vaksin," ujarnya.

Dia menyebut, beberapa negara yang sukses menerapkan lockdown sejak awal. Sehingga saat ini negara-negara tersebut terbebas dari Covid-19.

"PPKM ini dasarnya apa? Rujukannya apa? Arahan Presiden? Mana boleh. Akhirnya panik nggak karuan, uang hilang, habis Rp 1.000 triliun lebih. Erick Thohir belanja, Menkes belanja. Dengan hasil 0. Minus malah. Ini herd immunity karena iman saja," tukas Effendi.

Sebelumnya, istilah jebakan pandemi atau pandemi trap diungkapkan oleh pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono. Dia menilai saat ini RI belum memiliki penanganan pandemi secara terencana dan target yang jelas.

"Pak @jokowi Indonesia sedang menuju jalur Jebakan Pandemi (Pandemic Trap) yg semakin dalam dan semakin sulit bisa keluar dengan lebih cepat. Respon kendali tak bisa dg tambal-sulam spt sekarang. Pilihannya hanya satu, kendalikan pandemi dg 3M, Tes-Lacak-Isolasi dan Vaksinasi," tulis Pandu di Twitter-nya , @drpriono1.(dal/fin).

Admin
Penulis