JAKARTA, FIN.CO.ID - Aksi pembakaran musaf Alquran oleh politikus ekstremis Swedia Rasmus Paludan di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Turki, Stockholm, Sabtu, 21 Januari 2023, terus menuai kecaman dari berbagai penjuru dunia.
Termasuk, 1000 Abrahamic Circles yang mengutuk aksi yang menciderai hati umat beragama, khususnya umat Islam.
Pembakaran Al-Qur'an yang sudah dilakukan atas izin pemerintahan setempat itu digelar di tengah-tengah perjuangan Swedia memberikan keyakinan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
BACA JUGA: Terungkap! Ternyata Ini Motif Ecky Listiantho Membunuh dan Memutilasi Angela Hindriati
Yakni, untuk mendapatkan restu bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
"Mungkin, ada yang mengibaratkan aksi pembakaran itu sebagai teater politik. Tetapi untuk 1,9 miliar umat Muslim, ini ialah tindakan penghinaan yang menyerang inti keyakinan," begitu pernyataan resmi 1000 Abrahamic Circles yang antara lain ditandatangani bekas Wakil Menteri Luar Negeri sekaligus Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal, Kamis, 26 Januari 2023.
1000 Abrahamic Circles memandang, tindakan pembakaran kitab suci umat Islam itu sudah membakar ikatan yang selama ini menyatukan manusia dalam kedamaian dan harmoni.
Menurut dia, tiap harapan untuk perdamaian dunia yang langgeng, harus berdiri di atas pilar kebebasan beragama.
Serta sikap sama-sama menghargai antara sesama penganut agama.
Pembakaran kitab suci apa pun, sebagai wujud penodaan pada agama.
Semua orang, beragama atau mungkin tidak, harus menghormati kitab suci.
Karenanya, 1000 Abrahamic Circles mengajak semua orang, untuk mengecam tindakan bengis itu.
BACA JUGA: Kaesang Pangarep Mau Ikut Berpolitik, PSI: Monggo, Bergabung
Tiap anggota masyarakat dari semua latar belakang agama dan budaya, harus menghormati seluruh agama, tempat ibadah, dan kitab suci.