China Umumkan Data COVID-19, Kunjungan ke Klinik Mencapai 2,87 Juta per Hari

China Umumkan Data COVID-19, Kunjungan ke Klinik Mencapai 2,87 Juta per Hari

Petugas keamanan mengarahkan pengunjung untuk memindai kode QR pelacak status kesehatan mereka sebelum memasuki pusat perbelanjaan, di tengah wabah COVID-19 di Beijing, China 25 Desember 2020. (ANTARA/REUTERS/Tingshu Wang/as)--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Otoritas kesehatan di China akan kembali mempublikasikan data perkembangan COVID-19 yang sempat dihentikan. 

Diketahui, China menghentikan publikasi data COVID menjelang akhir Desember 2022 saat terjadinya puncak lonjakan kasus infeksi.

BACA JUGA:59.938 Warga China Tewas saat Lonjakan COVID-19 Desember hingga 12 Januari

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular China (CCDC) ditunjuk sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas publikasi data kasus COVID-19, bukan Komisi Kesehatan Nasional (NHC) seperti sebelum Desember 2022.

Publikasi menyangkut jumlah kasus penderita dan kematian akibat COVID-19, kata pejabat CCDC kepada pers di Beijing, dikutip Minggu 15 Januari 2023. 

Penghentian publikasi diambil NHC bersamaan dengan penurunan status penanganan pandemi COVID-19 di China dari level A ke level B yang berarti protokol kesehatan anti pandemi dilonggarkan.

Kebijakan tersebut kemudian diikuti dengan diizinkannya warga China bepergian ke luar negeri mulai 8 Januari 2023.

BACA JUGA:China Minta Pembatasan Diskriminatif Warganya Dicabut

Sejumlah negara membatasi kedatangan para pelaku perjalanan dari China dengan mewajibkan hasil tes PCR negatif sebelum keberangkatan karena China dianggap tidak transparan terkait lonjakan COVID.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memahami sikap beberapa negara tersebut dan mendesak China menyediakan informasi yang memadai tentang perkembangan COVID.

NHC pada Sabtu akhirnya membuka data ke publik bahwa selama 8 Desember 2022 hingga 12 Januari 2023, jumlah kematian akibat COVID di China tercatat sebanyak 59.938 kasus.

Jiao Yahui, pejabat NHC, mengatakan bahwa jumlah kasus positif dan tingkat keparahan akibat COVID sudah melewati masa puncak.

BACA JUGA:China Balas Sejumlah Negara Soal Pambatasan Pelaku Perjalanan

Ia menyebutkan puncak COVID terjadi pada 5 Januari dengan 128.000 kasus. Pada 12 Januari, kasus infeksi menurun menjadi 105.000 kasus dan tingkat okupansi di rumah sakit tinggal 75,3 persen.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: