59.938 Warga China Tewas saat Lonjakan COVID-19 Desember hingga 12 Januari

59.938 Warga China Tewas saat Lonjakan COVID-19 Desember hingga 12 Januari

250 Juta warga China diperkirakan terlutar COVID, Image oleh Mohamed Hassan dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Sebanyak 59.938 warga China tewas saat terjadinya puncak lonjakan COVID-19 dari 8 Desember 2022 hingga 12 Januari 2023.

Data tersebut dirilis Komisi Kesehatan Nasional China (HNC) terkait kasus kematian COVID-19 di China.

BACA JUGA:China Minta Pembatasan Diskriminatif Warganya Dicabut

Jiao Yahui, pejabat NHC, kepada pers di Beijing, Sabtu, mengungkapkan bahwa pihaknya mengklasifikasi kasus kematian akibat positif COVID-19 berdasarkan hasil tes PCR sesuai dengan standar internasional yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ia menyebutkan, rata-rata usia yang meninggal akibat COVID-19 pada periode tersebut adalah 80,3 tahun.

Lebih dari 90 persen pasien COVID-19 yang meninggal juga menderita menderita penyakit bawaan.

Menurut dia, penyebab kematian COVID-19 ada dua --- infeksi virus corona yang menyebabkan kegagalan pernapasan atau penyakit bawaan yang berinteraksi dengan virus corona.

BACA JUGA:Jerman Tetapkan China Sebagai 'Area Varian Virus Berbahaya' Imbau Warganya Tidak Melakukan Perjalanan

Di antara 59.938 kematian akibat COVID-19 itu,  sebanyak 5.503 kasus karena kegagalan saluran pernapasan akibat serangan virus tersebut, dan 54.435 kasus dibarengi dengan penyakit bawaan, demikian NHC.

Jiao menambahkan bahwa musim dingin di China yang memicu interaksi penyakit saluran pernapasan dan penyakit lainnya berpengaruh terhadap lansia sehingga sebagian besar kalangan tersebut menjadi korban gelombang terkini kasus COVID-19.

"Hal ini memperingatkan kami agar lebih fokus pada pasien lansia dan kami akan melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa warga," ujar pejabat perempuan itu.

Jiao lebih lanjut mengemukakan bahwa pihaknya telah membentuk platform pelaporan yang bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisis kematian terkait COVID-19 secara ilmiah dan berbasis fakta. Platform tersebut mulai digunakan pada 31 Desember 2022.

BACA JUGA:China Balas Sejumlah Negara Soal Pambatasan Pelaku Perjalanan

Selain itu, institusi medis di seluruh pelosok China diminta untuk mengumpulkan dan melaporkan informasi tentang kematian yang tercatat antara tanggal 8 hingga 29 Desember.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: