Jerman Tetapkan China Sebagai 'Area Varian Virus Berbahaya' Imbau Warganya Tidak Melakukan Perjalanan

Jerman Tetapkan China Sebagai 'Area Varian Virus Berbahaya' Imbau Warganya Tidak Melakukan Perjalanan

Petugas keamanan mengarahkan pengunjung untuk memindai kode QR pelacak status kesehatan mereka sebelum memasuki pusat perbelanjaan, di tengah wabah COVID-19 di Beijing, China 25 Desember 2020. (ANTARA/REUTERS/Tingshu Wang/as)--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Jerman menetapkan China sebagai "area varian virus berbahaya' mulai besok 9 Januari 2023. 

Jerman mulai 9 Januari menetapkan China sebagai "area varian virus berbahaya" dan mengimbau warganya untuk tidak melakukan perjalanan tak penting ke China. 

Hal tersebut lantaran gelombang COVID-19 sedang terjadi di China, kata Kementerian Luar Negeri. 

BACA JUGA:China Balas Sejumlah Negara Soal Pambatasan Pelaku Perjalanan

Lewat situsnya, Kemenlu Jerman menjelaskan bahwa keputusan itu diambil sehubungan dengan "level puncak kasus COVID-19 di China dan sistem layanan kesehatan yang kewalahan".

Institut Robert Koch (RKI) mengatakan "Republik Rakyat China, kecuali Wilayah Administratif Hong Kong, mulai 9 Januari dianggap sebagai area varian virus yang menimbulkan kekhawatiran."

Status "berpotensi terjadi" merupakan kategori baru dalam klasifikasi area varian virus, kata lembaga itu.

Menurut langkah baru itu, aturan masuk yang ketat bagi pelaku perjalanan asal China, termasuk tes antigen atau PCR, akan berlaku di Jerman mulai Senin 9 Januari 2023.

BACA JUGA:Amerika Serikat Minta China Tak Balas Dendam soal Kebijakan Tes Covid Negatif

Pernyataan pemerintah menyebutkan Jerman menerapkan rekomendasi bersama yang dikeluarkan negara-negara Uni Eropa.

Pelaku perjalanan dari China setidaknya diwajibkan menyerahkan kepada pihak maskapai satu hasil tes antigen negatif, yang dilakukan tidak lebih dari 48 jam sebelum keberangkatan ke Jerman.

Penumpang asal China juga dapat melakukan tes COVID-19 setibanya di bandara atas permintaan otoritas.

Jerman, seperti halnya Austria dan Belgia, juga berencana menguji air limbah pesawat yang bertolak dari China terkait kemungkinan varian baru COVID-19.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: