Sikap The Fed Bikin Rupiah Meredup

Sikap The Fed Bikin Rupiah Meredup

Ilustrasi Rupiah (Gambar oleh iqbal nuril anwar- Pixabay)--

JAKARTA, FIN.CO.ID -- Sikap hawkish The Fed bikin kurs rupiah meredup. Diketahui, rupiah melemah setelah Bank Sentral Amerika Federal Reserve atau The Fed menegaskan tetap mempertahankan sikap hawkish. 

The Fed sendiri mengambil sikap hawkish lantaran bertujuan untuk memerangi inflasi Amerika yang saat ini masih tinggi. 

BACA JUGA:IHSG Anjlok! Sektor Energi Melemah Paling Parah, Capital Outflow Jadi Penyebab?

BACA JUGA:Link Download Game MaGer PlayStore, Game Penghasil Uang Terbukti Membayar, DISINI!

Mengutip data Bloomberg, pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp15.616 per dolar AS, surut 34 poin atau 0,22 persen apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot Rabu sore kemarin 4 Januari 2022 di level Rp15.582 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa indeks dolar menguat hari ini. 

"Pelaku pasar menimbang sinyal beragam dari risalah pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve bulan Desember 2022," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis sore ini.

Risalah pertemuan the Fed Desember lalu menunjukkan bahwa sementara ini pembuat kebijakan mendukung laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat. 

BACA JUGA:Komite Prakerja Gelar Rakor Hari ini, Program Kartu Prakerja Dengan Insentif Rp4.200.000 Segera Dibuka?

BACA JUGA:Penasaran Dengan Link Original Gacha Nox Apk? Bisa Unduh Dari Sini Gaes!

"Tetap mereka juga ingin suku bunga acuan tinggi dipertahankan lebih lama," ujar Ibrahim.

The Fed kembali memberikan sinyal hawkish dengan memperketat kebijakan moneternya hingga suku bunga acuan diproyeksikan naik di atas 5 persen di sepanjang 2023.

Sinyal ini ditunjukkan The Fed setelah target inflasi Amerika pada 2023 naik dari 2,8 persen menjadi 3,1 persen, melonjak drastis bila dibandingkan dengan dengan proyeksi analis dan ekonom di Wall Street yang sebelumnya menyebut bahwa target inflasi di tahun ini akan terkendali di zona hijau.

"Ditambah rilis data aktivitas manufaktur AS mengalami kontraksi untuk bulan kedua berturut-turut di bulan Desember," jelas Ibrahim.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: