Pengamat Apresiasi Sikap Tegas Jokowi Dorong Kemitraan Setara ASEAN dan Uni Eropa

Pengamat Apresiasi Sikap Tegas Jokowi Dorong Kemitraan Setara ASEAN dan Uni Eropa

Pengamat Apresiasi Sikap Tegas Jokowi Dorong Kemitraan Setara ASEAN dan Uni Eropa. -Foto Satpres-

JAKARTA, FIN.CO.ID- Pengamat Hubungan Internasional Dinna Prapto Raharja mengapresiasi sikap tegas Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memberikan peringatan keras kepada pemimpin negara Uni Eropa agar tak mendikte ASEAN dan menganggap standar mereka lebih baik. 

Peringatan itu disampaikan Jokowi dalam pidato di Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT Peringatan 45 Tahun Kemitraan Uni Eropa-ASEAN di Gedung Europa, Brussels, Rabu 14 Desember 2022.

Menurut Dinna Prapto Raharja, sebuah hubungan diplomatik kadang mengalami dinamika seperti yang terjadi antara Indonesia dengan negara Uni Eropa.

BACA JUGA:Mahfud: KUHP Baru Bukan untuk Melindungi Rezim Jokowi, Berlaku Tahun 2025

Dinamika itu tercermin dari kasus gugatan Uni Eropa ke organisasi perdagangan dunia (WTO) terkait dengan kebijakan Presiden Jokowi menyetop ekspor bijih nikel untuk dioptimalkan hilirisasi di dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah.

“Ada kalanya dialog dengan Eropa tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Dibawa sampai ke lembaga penyelesaian sengketa WTO pun hasilnya tidak sesuai harapan,” ujar Dinna yang juga pendiri Synergy Policies.

BACA JUGA:Buka Akses ke Global Supply Chain di KTT G20, Bukti Komitmen BRI pada UMKM

Menurutnya, ada dua faktor yang menjadi latar belakang alasan Eropa menekan Indonesia, pertama menyangkut perang Rusia dan Ukraina. Uni Eropa berkepentingan Indonesia ikut menekan Rusia.

Pasalnya, perang tersebut menyebabkan negara-negara di Eropa mengalami krisis pangan dan energi. 

“Pertama, secara strategis Eropa juga berusaha menekan Indonesia di agenda politik lain, misalnya soal Indo Pasifik, soal Ukraina,” ucapnya.

Untuk saat ini, kata Dinna, mayoritas Benua Eropa sedang mengalami masa sulit akibat perang yang ditimbukan Rusia dan Ukraina.

“Kedua, secara praktis Eropa saat ini dalam posisi ekonomi sulit, daya beli mereka memburuk akibat perang Ukraina dan Rusia,” jelasnya.

“Mereka mau tidak mau akan populis, menunjukkan sama warga negaranya bahwa Uni Eropa membela kepentingan warganya. Populis, menunjukkan sama warga negaranya bahwa Uni Eropa membela kepentingan warganya,” tukas Dinna.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya kemitraan ASEAN dan Uni Eropa yang didasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan saling menguntungkan, harus berkontribusi pada pemulihan ekonomi yang inklusif. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: