Indeks Bisnis UMKM BRI Q3 2022: Bisnis UMKM Tetap Tumbuh di Tengah Kenaikan Inflasi

Indeks Bisnis UMKM BRI Q3 2022: Bisnis UMKM Tetap Tumbuh di Tengah Kenaikan Inflasi

Sektor UMKM masih menunjukan pertumbuhan bisnis yang optimistis di tengah tantangan laju kenaikan kenaikan inflasi. Kondisi tersebut terpotret dalam Indeks Bisnis UMKM Kuartal III-2022 yang dirilis oleh PT Bank Rakyat Indoenesia (Persero) Tbk.--

Indeks Ekspektasi dalam Fase Optimistis

Meskipun pertumbuhan bisnis UMKM melambat, namun sebagian besar pelaku UMKM tetap optimistis terhadap kinerja usahanya pada kuartal IV-2022. Hal ini dapat dilihat dari indeks ekspektasi bisnis UMKM yang berada di level 126,5 atau dalam fase optimistis.

Hasil survey ini menyebut efek kenaikan harga BBM bersubsidi cenderung bersifat sementara sehingga pelaku UMKM optimistis bisnisnya dapat lebih ekspansif pada kuartal IV-2022. Hal ini ditopang oleh hasil survey Ekspektasi Indeks Sentimen pebisnis UMKM yang tetap berada pada level yang tinggi yaitu 134,6, jauh diatas ambang batas 100.

Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan bisnis UMKM, maka sentimen pebisnis UMKM terhadap perekonomian dan usaha secara umum juga menurun, namun masih tetap kondusif. Hal ini tercermin pada Indeks Sentimen Bisnis (ISB) UMKM dari 126,1 pada kuartal II-2022 menjadi 114,6 pada kuartal III-2022. Meski begitu, ISB UMKM pada kuartal III-2022 ini masih mampu melewati ambang batas 100,00 sehingga dapat diindikasikan masih kondusif.

Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya penilaian mereka terhadap kondisi ekonomi secara umum, sektor usaha dan usahanya saat ini, seperti terlihat pada Indeks Situasi Sekarang (ISS) yang menurun dari level 109,2 menjadi 94,7. Pelaku UMKM melihat adanya kenaikan harga BBM bersubsidi yang membuat pertumbuhan bisnis UMKM melambat.

Terkait dengan kemampuan pemerintah menjalankan tugas-tugas utamanya, mayoritas pelaku UMKM tetap yakin pemerintah mampu menjalankannya dengan baik, seperti tercermin pada Indeks Kepercayaan pelaku UMKM kepada Pemerintah (IKP) yang tetap berada di level yang tinggi, yakni 127,2 pada kuartal-III 2022. Pelaku UMKM terutama memberikan penilaian yang tinggi terhadap kemampuan pemerintah menciptakan rasa aman, tentram serta menyediakan dan merawat infrastruktur.

Sebanyak 70% pelaku UMKM menilai pemerintah memiliki kinerja yang baik dalam menangani pandemi COVID-19. Namun, hasil IKP ini menurun dibandingkan kuartal sebelumnya di 133,9.

Sementara itu kenaikan harga BBM bersubsidi yang menyebabkan peningkatan inflasi dan menahan pertumbuhan bisnis UMKM, namun indeks komponen ini masih cukup baik atau masih jauh di atas ambang batas 100 yaitu 111,4 pada kuartal III-2022.

Selanjutnya kenaikan harga BBM bersubsidi cenderung memberikan pengaruh terhadap kinerja usaha pelaku UMKM. Meskipun cukup banyak (41,6%) pelaku UMKM yang melaporkan harga jual produknya meningkat, namun ada 67,7% pelaku UMKM yang melaporkan total biaya usahanya meningkat.

Kemudian terdapat 30,3% yang menyatakan volume produksi atau penjualannya menurun dan 36,1% menyatakan nilai penjualan menurun, sehingga terdapat 41,2% pelaku UMKM menyatakan keuntungan usahanya juga menurun.

Hal tersebut menyebabkan 36,6% pelaku UMKM menyatakan pendapatan rumah tangganya juga ikut menurun. Disamping itu, terdapat 75,4% pelaku UMKM yang merasakan kenaikan pengeluaran rumah tangga karena adanya kenaikan harga-harga.

“UMKM menyediakan lapangan kerja yang tinggi di Indonesia, seperti yang diketahui bahwa UMKM menyerap menyerap kurang lebih 119,6 juta tenaga kerja atau 96,92% dari total angkatan kerja di Indonesia. Dengan memberdayakan dan mendorong UMKM agar terus naik kelas, BRI percaya bahwa langkah tersebut akan membuka lapangan pekerjaan dan mendorong kesejahteraan masyarakat, serta perekonomian Indonesia,” pungkasnya.

BACA JUGA:Meriahnya Konser Iwan Fals, Obati Rindu Ribuan Penggemar di Bandung

Informasi tentang Survei​​​​​​​​

Survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM BRI memiliki sampel lebih dari 7.090 responden UMKM yang tersebar disemua sektor ekonomi dan di 33 provinsi. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode stratified systematic random sampling, sehingga dapat merepresentasikan sektor usaha,  propinsi dan skala usaha. Survei ini dilakukan oleh BRI Research Institute pada tanggal 27 September – 17 Oktober 2022. Wawancara dilakukan melalui telepon dengan pengawasan mutu yang ketat sehingga data yang terkumpul valid dan reliable.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: