CIREBON, FIN.CO.ID -- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon meningkat dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mendata kasus DBD sejak Januari hingga Oktober 2022, terdapat 1.600 lebih warga yang terjangkit.
BACA JUGA: Tiga Langkah Pemda Provinsi Jabar Tangani DBD, Sosialisasi, bantuan obat-obatan, dan pengawasan
BACA JUGA: Pasien DBD dengan Kriteria Ini Berpotensi Alami Rasa Lelah Berkepanjangan
"Untuk kasus DBD di Kabupaten Cirebon hingga bulan Oktober ada 1.600 lebih," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon Sartono di Cirebon, Senin, 31 Oktober 2022.
Sartono mengatakan, kasus tersebut meningkat dua kali lipat bila dibandingkan pada tahun 2021.
Menurutnya, pada tahun 2021 kasus DBD ditemukan sebanyak 866, sedangkan pada tahun 2022 ini, hingga bulan Oktober telah mencapai 1.600 kasus.
Meskipun angka kasus banyak, lanjut Sartono, angka kematian bila dibandingkan tahun sebelumnya lebih rendah.
Secara presentasi di mana pada tahun 2021 angka kematian mencapai 0,8 persen, sedangkan di tahun ini hingga Oktober 0,6 persen.
"Jumlah kematian akibat DBD memang ada 10 orang di tahun ini atau 0,6 persen, tapi secara presentasi masih di lebih rendah bila dibandingkan tahun lalu yang mencapai 0,8 persen," ujarnya.
Sartono mengatakan, sebaran kasus DBD di Kabupaten Cirebon sudah terdeteksi di beberapa daerah, terutama yang berdekatan dengan kota, dan juga kawasan industri, seperti di Kecamatan Plumbon, Kedawung, Plered, dan lainnya.
"Sebaran kasus masih di dominasi kawasan yang berdekatan dengan kota, serta kawasan industri," tuturnya.
BACA JUGA: Indonesia Jadi Negara Pertama di Dunia Mengizinkan Penggunaan Vaksin DBD dari Takeda
Ia menambahkan DBD dapat dicegah dengan gerakan 3M plus yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang, serta pemberantasan sarang nyamuk (PSN), metode itu yang paling tepat untuk mengendalikan dan mencegah nyamuk berkembang biak.