PDIB Rekomendasikan Penelitian Mendalam Terkait Penyebab Gagal Ginjal Akut

PDIB Rekomendasikan Penelitian Mendalam Terkait Penyebab Gagal Ginjal Akut

Gagal Ginjal akut pada Anak Image Credit: Wikimedia--

JAKARTA, FIN.CO.ID - PDIB atau Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu merekomendasikan penelitian mendalam, untuk mengetahui faktor-faktor penyebab gagal ginjal akut yang marak terjadi.

Tujuan penelitian PDIB ini untuk mendukung intervensi kesehatan yang tepat dan cepat guna, dalam upaya pencegahan dan pengobatan penyakit yang mematikan itu.

"Pemerintah harus melakukan penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam serta mendetail tentang kasus gangguan ginjal akut pada anak-anak ini," kata Ketua PDIB James Allan Rarung dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA:Antisipasi Penyebaran Kasus Gagal Ginjal Akut, Pemkot Bekasi Siapkan Fasilitas Sarana Dan Prasarana Kesehatan

Dalam penjelasannya, James menuturkan bisa saja ada kemungkinan faktor lain penyebab gangguan ginjal akut, sebagaimana ramai dilaporkan media.

Dan menurut pendapatnya, kasus gagal ginjal akut ini tidak semata-mata karena terkontaminasi etilen dan dietilen glikol pada sirop.

"Bisa saja ada kondisi penyakit lain yang belum terdeteksi dengan baik," jelas James Allan Rarung.

James juga berharap jika pemerintah secepatnya menuntaskan pemeriksaan terhadap obat-obatan jenis sirop, yang sementara waktu dilarang beredar.

Dengan begite lanjut James, masyarakat tidak bingung, karena pada dasarnya kata dia,  obat-obatan yang dihentikan sementara peredarannya ini telah mengantongi izin resmi Badan POM.

Ia juga mengharapkan bahwa Kementerian Kesehatan RI, BPOM, dan pakar-pakar dalam Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), dapat turun tangan.

Turun tangan di sini adalah memberikan penjelasan yang senada dan seirama, untuk menenagkan masyarakat dan memahami dengan baik kasus gangguan ginjal akut yang tengah jadi sorotan itu.

James mengajak seluruh masyarakat Indonesia tidak sembarangan mengonsumsi obat-obatan dan taat aturan pemakaian yang tertera pada kemasan.

Jika ragu-ragu menggunakan suatu obat, katanya, masyarakat dapat berkonsultasi dengan dokter atau dokter spesialis anak.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI menemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan penyakit gagal ginjal akut pada sisa sampel obat yang dikonsumsi pasien di Indonesia.

"Temuan itu dari pemeriksaan di Indonesia, tetapi belum dapat disimpulkan senyawanya. Karena temuan awal inilah, makanya pemerintah berupaya melakukan langkah antisipasi," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Rabu (19/10).

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan upaya mencegah laju kasus gangguan ginjal akut dilakukan pemerintah dengan menghentikan sementara penjualan obat sirop hingga menerbitkan panduan tata laksana penanganan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan.

"Untuk meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan, Kemenkes sudah meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan, sementara ini tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirop, sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas," katanya.

Kemenkes juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dalam bentuk sirop kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas dilaksanakan.

“Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak mengonsumsi obat dalam bentuk sirop tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan,” katanya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: