Gagal Ginjal Akut Pada Anak di Indonesia Dilaporkan Mencapai 152 Kasus

Gagal Ginjal Akut Pada Anak di Indonesia Dilaporkan Mencapai 152 Kasus

Ilustrasi - Anak Kecil--Anestiev dari Pixabay

JAKARTA, FIN.CO.ID -- Kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia dilaporkan sudah mencapai sebanyak 152 orang.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan kasus gagal ginjal akut pada anak berdasarkan data yang dihimpun sejak 26 September-14 Oktober 2022.

BACA JUGA:Tahun Ini, Marak Gangguan Ginjal Misterius pada Anak Usia di Bawah 6 Tahun, IDAI Gelar Investigasi

BACA JUGA:Apa Benar Gula Batu Lebih Aman untuk Penderita Masalah Ginjal? Ini Kata Dokter

"Ada 16 cabang yang melaporkan, tapi belum semua (cabang IDAI) bisa melaporkannya. Di sini bahkan sampai 14 Oktober ada 152 kasus, padahal tadinya (pada 12 Oktober 2022) ada 146 kasus,” kata Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso, di Jakarta, Jumat, 14 Oktober 2022.

Piprim menuturkan seluruh pengurus IDAI terus berupaya mengumpulkan data dan melakukan pelacakan kasus terkait adanya penyakit gagal ginjal akut pada anak. Sayangnya, hingga hari ini belum dapat dipastikan etiologi atau penyebab dari penyakit tersebut.

Tercatat kasus mulai mengalami tren kenaikan pada pertengahan bulan September 2022. Pada bulan Agustus 2022 kasus yang dilaporkan ada 36 kasus, namun pada September naik menjadi 76 kasus. Sedangkan di bulan Oktober tren penemuan kasus turun menjadi 21 kasus.

Dalam laporan yang telah dihimpun melalui IDAI cabang terhitung sejak 26 September-14 Oktober 2022, terdapat enam provinsi yang melaporkan kasus terbanyak yakni DKI Jakarta 49 kasus, Jawa Barat 24 kasus, Sumatera Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, Bali 15 kasus dan DI Yogyakarta 11 kasus.

BACA JUGA:Apakah Penderita Gagal Ginjal Kronis Bisa Sembuh?

Piprim melanjutkan pada tren usia pasien gagal ginjal akut per tanggal 14 Oktober 2022, didominasi oleh anak berusia 1-5 tahun.

Sedangkan untuk profil klinisnya, sebanyak 44,1 persen pasien pada gejala prodromal atau sebelum kejadian mengalami infeksi saluran cerna, diikuti dengan 18,4 persen menderita gangguan saluran pernafasan atas (ISPA), serta 30,3 persen mengalami demam.

"Kemudian untuk gejala AKI-nya, itu olguria atau kencingnya lebih sedikit ada 24,3 persen. Dengan anuria sudah tidak ada kencing sama sekali itu 69 persen. Sisanya tidak diketahui," kata Piprim.

Piprim juga membeberkan sebanyak 82,9 persen pasien telah mendapatkan perawatan rujukan dan 17,1 persen belum dirujuk ke rumah sakit. Adapun pemeriksaan antigen atau PCR terkait COVID-19, sebanyak 84,2 persen pasien negatif terkena COVID-19 dan 9,9 persen tidak diketahui.

BACA JUGA:Foto Tiga Orang Rela Jual Ginjal demi Beli iPhone 14, Ini Faktanya

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sahroni

Tentang Penulis

Sumber: