Dawet Nawi

Dawet Nawi

--

Dia tiba-tiba datang ke rumah tokoh Aremania di Singosari, utara Malang. Dia mengaku bernama Suprapti S.Pd. Orang pun jadi tahu. Dia petinggi DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Malang. Itu diketahui dari iklan ucapan selamat yang pernah dia buat. Yakni saat NU berulang tahun pada 2020. Dia, sebagai pimpinan partai, mengucapkan selamat di iklan itu. Ada logo Partai PSI. Lengkap dengan foto dirinya yang pakai baju muslim dan jilbab hijau.

Suprapti tiba-tiba ke rumah Sam Nawi. Dia ingin bertemu istri Sam Nawi. Tokoh Aremania itu meninggal di tragedi Kanjuruhan. Nawi adalah dirigen Curva Nord Stadion Kanjuruhan. Nawi-lah, 45 tahun, yang memberi komando yel-yel dan lagu-lagu sepanjang pertandingan. Yakni dirigen khusus di bagian utara stadion.

BACA JUGA:Satria Kanjuruhan

BACA JUGA:Penyesalan Panggung

BACA JUGA:Harapan Kanjuruhan

Nama Nawi memang disebut oleh si penjual dawet di audio yang viral itu. Sebagai pemabuk. Dan lain-lain. Di situ seolah si penjual dawet sudah tahu persis siapa Nawi.

Dan kemarin si penjual dawet ke rumah Nawi. Untuk minta maaf. 

"Waktu dia datang saya tidak ada di rumah," ujar istri almarhum Nawi, Eka Wulandari.

Saya menelepon Eka tadi malam. Dia banyak bercerita soal kedatangan si penjual dawet. "Waktu dia datang saya lagi di Pasar Singosari," kata Eka. "Lagi belanja untuk peringatan 40 hari Sam Nawi," tambah Eka.

Seorang anggota keluarga menelepon Eka. Dia pun segera pulang. Lalu menemui si penjual dawet. "Saya tidak sempat berkenalan. Dia langsung menangis di depan saya minta maaf," ujar Eka.

Pertemuan itu dilakukan di lantai rumah Eka. Tidak ada meja kursi di situ. Si penjual dawet minta maaf kepada Eka. Sambil bersimpuh. Mengenakan kebaya dan baju muslimah. Mencium tangan Eka dengan wajah di pangkuan Eka. Lama. Eka yang baru tiba dari pasar sampai mengelus-elus punggung si penjual dawet.

"Saya tidak tahu siapa nama ibu tadi. Kami tidak sempat kenalan," ujar Eka.

Eka tidak mempermasalahkan semua itu. Dia sudah ikhlas suaminyi meninggal. Dia juga mengakui suaminya sering mabuk, tapi tidak malam itu.

Sang suami pernah bekerja di koperasi Telkomsel. Kena PHK. Sejak itu Eka yang cari uang. Dia membuat camilan. Nawi mengantarkan barang dagangan itu ke toko-toko.

Eka bertemu Nawi 22 tahun lalu. Yakni saat orang tua Nawi pindah ke desa ini. Bertetangga. Lalu kawin. Punya anak tiga orang. Yang tertua kuliah di teknik kimia di Politeknik Malang. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber:

Berita Terkait

Inisial B

4 hari

Masa Depan

1 minggu

Jaga Hati

1 minggu

Politik Hati

1 minggu

Emas Bodoh

2 minggu