JAKARTA, FIN.CO.ID - Pakar Komunikasi dan Pengamat Politik Profesor Tjipta Lesmana mempertanyakan prestasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selama memimpin ibu kota.
Menurutnya, selama Anies menjadi Gubernur, masih banyak kekurangan di Jakarta. Seperti mengatasi kemacetan dan banjir.
BACA JUGA: Partai Nasdem Capreskan Anies Baswedan, Aroma Transaksional Marak Diperbincangkan Publik
Dua problem tersebut adalah persoalan klasik di Jakarta selama puluhan tahun.
"Sekarang semua paka teriak Anies, Anies. Pertanyaannya apa sih prestasi Anies sebagai Gubernur Jakarta? Coba lihat, banjir semalam pada maki-maki semuanya. Lihat itu, polusi salah satu kota paling kotor di dunia polusi di Jakarta," ujar Tjipta Lesmana seperti dikutip fin.co.id melalui channel YouTube Inilah, pada Senin, 10 Oktober 2022.
Ucapan Profesor Tjipta Lesmana seputar kinerja Anies Baswedan itu disampaikan dalam diskusi yang dipandu oleh Rahma Sarita.
Tjipta Lesmana juga bingung jika internasional memuji transportasi di Jakarta.
BACA JUGA: Ade Armando Sindir Anies yang Klaim Banjir Jakarta Kini Cepat Surut: Akui Saja Anda Gagal
"Saya bingung Anies mengatakan Dunia Internasional memuji transportasi di Jakarta. Bullshit! Bahkan macet dan makin gila transportasi di Jakarta ini. Macet tiap hari, naik motor naik mobil macet terus kesenggol. Itu tugas utama antara lain dari Gubernur," imbuhnya.
Karena itu, Profesor Tjipta Lesmana tidak yakin Anies Baswedan akan menang dalam Pilpres 2024 mendatang.
"Saya orang yang tidak optimis Anies akan menang dalam Pilpres 2024," paparnya.
Di sisi lain, Tjipta Lesmana juga menyoroti Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh yang menurutnya terkesan terburu-buru mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres.
BACA JUGA: Disebut 'Nasdrun' Usai Deklarasi Anies Baswedan, Begini Respon NasDem
"Yang saya heran Pak Surya Paloh. Ini banyak yang muji-muji Surya Paloh. Saya heran. Dia enteng ditanya oleh wartawan katanya tanggal 10 November akan diumumkan, kenapa hari ini? Surya Paloh Jawabnya enteng sekali, hari ini hari baik, enteng gitu," tukasnya.
"Tapi saya bertanya-tanya, sama teman-teman saya. Surya Paloh ini kan join juga dengan PKS dan Demokrat. Kok gak hadir? Ini kan kepentingan bersama dong. Kok gak hadir. Bagi Surya Paloh ini pokoknya semau guelah. Gue mau begini ya begini, dia anggap enteng. Pertanyaan saya, Surya Paloh bertempur mana bisa menang. Kan 20.2 persen (Presidential Threshold). Mana menang. Ampek butek juga gak bisa menang. Dia mesti join dong. Dia bilang nggak perlu join macem-macem. Kita bebas," paparnya.