Masyarakat Miskin Gigit Jari Kuota BBM Subsidi Makin Menipis

Masyarakat Miskin Gigit Jari Kuota BBM Subsidi Makin Menipis

Update harga Pertalite hari ini Jumat 20 Oktober 2023 --dok Pertamina

JAKARTA, FIN.CO.ID - Menipisnya kuota BBM bersubsidi di tahun 2022 hingga mulai langkanya Pertalite hingga Solar di sejumlah SPBU jadi sorotan DPR RI. 

Anggota Komisi VII Mulyanto minta Pemerintah meningkatkan pengawasan BBM bersubsidi dan menindak tegas para pelaku penyimpangannya.

(BACA JUGA:KPK Bakal Tetap Proses Surya Darmadi dalam Perkara Suap Alih Fungsi Hutan Riau, Pemeriksaan di Kejagung)

Jangan sampai, dana subsidi yang terbatas ini dinikmati oleh mereka yang tidak berhak, atau terjadi kebocoran kuota BBM.  

Hal ini, karena maraknya penyalahgunaan pembelian BBM akhir-akhir ini.

"Kasihan, masyarakat miskin yang berhak atas subsidi BBM harus gigit jari, karena kuotanya dihabiskan oleh mereka yang tidak berhak," kata Mulyanto, Kamis 18 Agustus 2022.

Menurut Mulyanto, realisasi kuota BBM bersubsidi yang lebih cepat dari rencana menyebabkan menipisnya sisa kuota yang ada. 

(BACA JUGA:Anwar Abbas: 77 Tahun Indonesia Merdeka Tapi Jumlah Penduduk Miskin Masih Banyak)

Berdasarkan kalkulasi BPH Migas, kuota solar yang sebesar 15 juta kilo liter dan pertalite yang 23.5 juta kilo liter di tahun 2022, diperkirakan pada bulan Oktober-November ini akan habis.

Karenanya, menurut Mulyanto, selain dibutuhkan pengaturan yang lebih akurat terkait dengan siapa yang berhak menerima subsidi BBM, maka pengawasan dan penindakan tegas bagi mereka yang menyimpangkan BBM bersubsidi juga menjadi penting.  

"Pemerintah terkesan lamban menyikapi persoalan ini," tegasnya.

Belum lagi akhir-akhir ini di banyak SPBU terjadi kelangkaan BBM bersubsidi.  Pertamina menjelaskan bahwa hal itu disebabkan karena keterlambatan pendistribusian BBM.  

Namun demikian, menurut Mulyanto masyarakat sendiri terkesan sinis terhadap alasan tersebut, mereka lebih menduga, bahwa penyebabnya karena Pertamina tidak ingin menanggung kerugian dengan menjual BBM bersubsidi lebih dari kuota yang ada, sebagai efek dari menipisnya kuota BBM bersubsidi.  

(BACA JUGA:Begini Cerita Jalur Puncak dan Gekbrong Dikenal Sebagai 'Jalur Tengkorak' Cianjur )

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: