Kematian Mendadak saat Tidur, Ini Nama Kondisinya

Kematian Mendadak saat Tidur, Ini Nama Kondisinya

Kematian Mendadak, Sudden Death Syndrom (SADS), Image oleh Pixabay dari Pexels--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Kematian mendadak atau SADS adalah salah satu penyebab kematian tertinggi di Amerika Serikat, terlebih semenjak pandemi COVID.

Namun apa sih SADS itu sendiri? Menurut British Heart Foundation, kematian mendadak atau SADS ini umumya terjadi mendadak saat seseorang sedang tidur.

Penyebab kematiannya sendiri diakibatkan oleh henti jantung. Akan tetapi henti jantung yang disebabkan SADS menurut Halodoc, belum diketahui jelas apa yang menjadi pemicunya.

(BACA JUGA:Penidur Elite, Mereka yang Tidur Kurang dari Enam Jam Semalam tapi Tetap Sehat)

Masalahnya, kematian akibat serangan jantung umumnya disebabkan oleh aktifitas tertentu. Akan tetapi pada kasus SADS ini, kematian justru terjadi ketika orang sedang beristirahat.

Namun sebagian ahli berpendapat jika SADS ini ada kaitannya dengan kelaiann pada irama jantung, atau yang dikenal sebagai aritmia.

Ketika tidak diobati, aritmia yang terdiri dari beberapa jenis itu, ada yang cepat ada yang lambat, bisa menyebabkan henti jantung, penyebab kematian mendadak atau SADS.

Mereka yang mengalami SADS menurut beberapa sumber, adalah mereka dengan riwayat penyakit jantung, diabetes melitus, kelainan genetic atau mengalami kondisi yang melemahkan jantung.

Punya masalah dengan irama jantung? Anda mungkin perlu membuat janji untuk konsultasi dengan dokter spesialis jantung, untuk memastikan penyebab dan cara penangannya.

Stroke saat Tidur

Bukan cuma SADS, pada beberapa kasus, ada orang yang bisa mengalami stroke kala mereka sedang pulas tertidur.

Dan pada beberapa kasus ini, mereka yang mengalami stroke dalam keadaan tidur, adalah mereka yang mengalami lonjakan tekanan darah yang terlalu tinggi, akibatnya serangan stroke pun terjadi.

Stroke dalam keadaan orang tidur ini menurut ahli, bisa dipicu oleh beberapa faktor.

Menurut dr. Filemon, via Alodokter, orang umumnya akan mengalami penurunan tekanan darah menjelang waktu mereka tidur.

Akan tetapi, pada kasus tertentu, mereka yang tertidur ini bisa mengalami lonjakan tensi yang tidak terduga, menyebabkan serangan stroke yang dimaksud.

Dan ketika darah tinggi ini juga dibarengi oleh kondisi kesehatan lain, gangguan tidur contohnya, dalam hal ini apnea tidur, selain juga kecemasan dan stress berlebih, maka dapat meningkatkan risiko orang mengalami stroke dalam keadaan tidur.

Tidak cuma, mereka yang punya jam kerja malam, punya kebiasaan merokok, dan malas minum obat meski sadar darah tinggi, punya risiko mengalami serangan stroke dalam tidur mereka.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: