Hati-hati! Inilah Fase dan Penyebab Gangguan Perilaku Anak

Hati-hati! Inilah Fase dan Penyebab Gangguan Perilaku Anak

Ilustrasi.--(klikdokter)

JAKARTA, FIN.CO.ID -- Banyak orang tua yang sering kali mengeluh bahwa anak mereka perilakunya menyimpang dan berbeda dengan perilaku anak-anak normal lain. Padahal semua orang tua pasti ingin anak-anak mereka, yang merupakan generasi penerus, dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan berkualitas serta memiliki masa depan yang gemilang.

Karena itu para orang tua wajib tahu, kapan dan apa yang menyebabkan terjadinya gangguan perilaku anak-anak kita. Sebab, gangguan perilaku anak-anak akan terus terbawa hingga dewasa.

Dalam webinar menyambut Hari Anak Nasional tahun 2022 yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Tim Penggerak PKK Pusat dan didukung Merck, Kamis (21/07/2022), terungkap bahwa gangguan perilaku anak itu terkait erat dengan fase dan pola asuh.

Webinar bertajuk kegiatan peningkatan kapasitas Kelas Orang Tua Hebat (Kerabat) melalui Bina Keluarga Balita Seri ke-4 terkait Kalender Pengasuhan Anak Usia 0 – 12 bulan disiarkan secara livestreaming (langsung) melalui kanal Youtube BKKBN Official.

Dalam webinar itu, dr. Fitri Hartanto, Sp.A (K) menjelaskan bahwa pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah fase kritis seorang manusia dalam hidupnya.

Pada fase ini pertumbuhan sel-sel otak terjadi sangat cepat. Pada saat seorang anak lahir, pertumbuhan otak dari dalam kandungan hanya mencapai 25%. Setelah lahir hingga usia 2 tahun, percepatan pertumbuhan otak mencapai 80%. Kemudian sampai usia 5 tahun akhir atau 6 tahun awal berkurang lagi, hanya bertambah 15%.

Menurut dr. Fitri, ada 3 fase penting dalam tumbuh kembang anak hingga anak berusia 6 tahun yaitu fase pembuka (0-6 bulan), fase kritis (1000 HPK), dan fase sensitif (0- awal 6 tahun). Ketiga fase ini menurut dr. Fitri merupakan periode emas (golden period) seorang anak.

Dokter Fitri menjelaskan, untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak semua faktor harus diberikan dengan baik kepada anak untuk menstimulus perkembangannya, jangan sampai berlebihan atau kurang salah satunya.

“Golden period inilah harus kita waspadai karena sel-sel otak membangun jaringan-jaringan yang sensitif. Membangun sirkuit jaringan otak yang lebih kuat. Untuk membangun ini perlu tenaga dari nutrisi, ini penting supaya otak bisa optimal perkembangannya. Ini dipengaruhi oleh hormon-hormon yang berasal dari kasih sayang dari orang tua,” jelas dokter Fitri.

Karena itu, jika orang tua memberi pola asuh yang salah pada fase golden period, maka anak akan mengalami gangguan perilaku.

“Pola asuh yang salah mengakibatkan keluarnya hormone stressor. Maka dampaknya, anak akan memiliki gangguan perilaku,” jelas pria yang murah senyum ini.

Karena itu, dokter Fitri meminta para orang tua untuk paham dan mengoptimalkan jaringan otak anak dengan memenuhi kebutuhan stimulasi, nutrisi, dan kasih sayang.

“Jadi tidak bisa anak stunting kita hanya beri nutrisi saja supaya kembali normal, tidak akan bisa. Karena kita harus membangun ini menjadi jaringan yang optimal,” kata dia.

Senada dengan dokter Fitri, Ketua Umum TP PKK Pusat Ny. Tri Tito Karnavian dalam sambutannya juga mengatakan bahwa stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik namun stunting bukan hanya masalah gizi tapi lebih kompleks. Oleh sebab itu, penyelesaiannya pun harus holistik.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sahroni

Tentang Penulis

Sumber: