Nur Plasma

Senin 19-12-2022,06:00 WIB
Reporter : Afdal Namakule
Editor : Afdal Namakule

Anda sudah tahu apa itu plasma: yakni jenis ke-4 benda. Yakni setelah benda padat, benda cair, dan benda gas. Waktu saya sekolah dulu baru ada tiga jenis benda. Kini sudah ada jenis benda ke-4. 

Plasma tersebut lantas diproses lagi menjadi ozon.

Tapi ozon tidak bisa disimpan. Entah kelak. Karena itu siklus pembuatan ozon tersebut harus dilakukan di tempat penggunanya.

Misalkan di Aspakusa. Di Boyolali, Jateng. Aspakusa adalah perusahaan sayur yang sangat besar. Ia penyalur sayur untuk begitu banyak supermarket di Indonesia.

Aspakusa salah satu perusahaan yang membeli mesin ozon made in Prof Nur Undip. Di Aspakusa, ozon yang keluar dari mesin itu dialirkan lewat pipa menuju ''kolam'' pencuci sayur. Ozonnya menyatu dengan air. Airnya mencuci sayur. Segala mikroorganisme pun hilang. Sayur menjadi tidak cepat membusuk. Dan lebih sehat.

Maka Prof Nur harusnya menjadi orang yang bisa dimanfaatkan untuk ikut melawan inflasi. Terutama inflasi akibat harga cabai dan bawang. Yang kalau harganya melonjak tidak ketulungan. Dan kalau merosot bikin tomat dibuang-buang.

Tentu belum ada standar satuan ozon. Maka Prof Nur membuat standar itu untuk Indonesia. Satu mesin ciptaan Prof Nur bisa memproduksi ozon 100 gram/jam.

Kapasitas itu bisa dipakai mencuci cabai 1 ton. Kalau mesin bisa bekerja 10 jam/hari berarti bisa untuk 10 ton cabai.

Harganya murah: Rp 70 juta. Amerika dan Eropa memang sudah bisa membuat mesin ozon. Lebih dulu. Tapi cara memperoleh ozonnya berbeda. 

Yang di Undip itu orisinal karya Prof Nur. Harganya hanya sepertiga dari buatan Amerika.

Berarti Undip perintis mesin ozon untuk Asia Tenggara. Kini kita mulai bisa mengalahkan Thailand di bidang ini.

Perkebunan cabai di Sumut juga sudah membeli mesin Prof Nur. Yakni untuk ozonisasi cabai hasil perkebunan seluas 1.200 hektare di sana. 

Di pusat sayur Jateng, Kopeng-Semarang, juga sudah menggunakannya.

Tapi yang Sumut itu punya arti khusus bagi Prof Nur. Ia orang Sumut. Lahir di Kisaran. Sampai SMA masih di Kisaran. Ayahnya nelayan. Kira-kira saya tahu rumahnya: di dekat pantai penghasil ikan itu.

Waktu SMA Nur sudah membaca buku Einstein. Teori relativitas. Ia juga sudah tahu ke mana kirim surat untuk bisa bertanya soal fisika yang rumit. Ia sering kirim surat ke ITB dan UGM. Nilai matematika dan fisikanya 9,9.

Kategori :

Terkait

Kamis 09-05-2024,06:00 WIB

Seragam Baru

Rabu 08-05-2024,06:00 WIB

Timah Kolektor

Selasa 07-05-2024,06:00 WIB

DK Jakarta

Minggu 05-05-2024,06:00 WIB

Spesialis Permenkes

Sabtu 04-05-2024,06:00 WIB

Catch Kill