Gunung Galunggung menyimpan banyak keindahan. Bukan hanya sejarah letusan dahsyat, tetapi juga menghadirkan anugerah alam yang luar biasa. Membuat mata terpesona dan betah berlama-lama.
Afdal Namakule - Tasikmalaya
LANGIT di atas Galunggung tampak mendung siang itu, Minggu 2 November 2025. Awan gelap menggantung rendah, menutup sebagian punggung gunung yang diselimuti hutan pinus.
Kabut tebal menuruni lereng, bergulung melewati batang-batang pohon. Udara terasa dingin dan lembap, aroma belerang samar mulai tercium begitu mendekati kawasan wisata Cipanas di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Tepat di tepi jalan raya, sebuah gapura tua yang atap gentengnya tampak bolong, menyambut dengan tulisan: “Kawasan Wisata Cipanas Galunggung”.
Beberapa meter melewati gapura, terlihat jalan bercabang dua arah. Jalur aspal ke kiri menanjak menuju Kawah Gunung Galunggung - sisa letusan besar masa lalu.
Sementara ke kanan, jalur aspal menuju Pemandian Air Panas Cipanas, lokasi yang lebih ramai dikunjungi oleh keluarga dan wisatawan lokal.
Begitu memasuki area pemandian, udara dingin pegunungan perlahan berubah menjadi hangat. Uap tipis naik dari permukaan kolam, menciptakan tabir putih yang menari di udara. Suara gemericik air berpadu dengan tawa anak-anak yang berlarian di tepi kolam, membuat suasana terasa hidup.

Wisata pemandian air panas Cipanas, Galunggung Jawa Barat (fin.co.id)
Pemandian Cipanas memiliki dua kawasan utama. Yang pertama dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, sementara yang lain berada di bawah pengelolaan PT Perhutani Alam Wisata (PALAWI) - salah satu perusahaa BUMN yang bergerak di bidang pariwisata alam, pengelolaan resort, dan biro perjalanan wisata.
“Kalau kolam di sini milik Pemda, jadi ini aset Pemda." ujar Budi, salah satu petugas saat berbincang dengan fin.co.id.
"Sementara yang di atas itu (dikelola) Perhutani,” sambungnya sambil menunjuk lokasi pemandian yang bersebelahan, hanya dibatasi pagar dan pepohonan rindang.
Budi adalah warga setempat. Ia bekerja sebagai petugas kebersihan, dia tampak mengenakan kemeja biru hitam yang di punggungnya tertulis 'Wisata Cipanas’.
“Kalau weekend biasanya ramai. Ada yang dari Bandung, Garut. Orang lebih suka ke sini karena mandi gratis, cuma beli karcis di depan saat masuk" imbuhnya.