Harapan Baru di Bangku Sekolah Rakyat

Pendidikan tak melulu soal gedung pencakar langit atau biaya mahal. Bagi sebagian anak di daerah, akses adalah segalanya. Di tengah keterbatasan yang sering membayangi keluarga kurang mampu, hadirnya sebuah bangunan sekolah yang layak bukan hanya sekadar fasilitas fisik, melainkan manifestasi nyata sebuah kesempatan kedua. Inilah kisah semangat belajar yang kembali menyala di dataran tinggi Bandung Barat.

Sigit Nugroho - Bandung Barat

Matahari siang memantul cerah di dinding cat baru. Saya melihat jam tangan, waktu menunjukkan pukul 13.30 WIB. Meski siang hari bolong, namun udara pegunungan yang sejuk khas Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, menyambut langkah-langkah riang kami, rombongan Press Tour Jurnalis Kementerian PU. Pikir saya (Sigit Nugroho/penulis, red) sekitar seratus pasang kaki kecil akan menyambut kami di sekolah itu. Semangat belajar yang membara, kini mendapat wadah yang layak. Inilah potret terbaru di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 11 Bandung Barat.

Sekolah Rakyat (SR), nama yang tak asing, dan ingatan saya mendadak mampir ke medio tahun 1989-1990 an, ketika saya sekolah SD di Cilacap, nenek saya Alm Mbah Soetariyah, kerap bercerita bahwa beliau dulu mengenyam pendidikan Sekolah Rakyat. Nah, Sekolah Rakyat yang kami kunjungi ini dulunya dikenal sebagai kantor milik Kemensos, bangunan ini kini berdiri megah—sebagai simbol harapan dan kesempatan yang kembali dibuka lebar bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Renovasi menyeluruh dari APBN 2025 melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah menyulapnya menjadi pusat pendidikan yang aman dan nyaman.

Surat Tulus Daffa untuk Prabowo

Di antara 100 siswa yang baru resmi memulai kegiatan belajar mengajar di sekolah ini sejak Oktober 2025, ada seorang siswa yang membawa kisah mendalam. Namanya Muhammad Daffa Raasyid, siswa Kelas VIII yang sorot matanya menyimpan rasa syukur yang besar.

Daffa berbicara lirih, suaranya sedikit parau, namun jelas ia adalah seorang yang percaya diri. Di hadapan belasan jurnalis yang mewawancarainya, Daffa bercerita, ia sempat menulis surat pribadi kepada Presiden Prabowo Subianto. Bukan untuk meminta, melainkan untuk menyampaikan terima kasih yang tulus. Surat itu adalah ungkapan rasa syukur karena berkat program Sekolah Rakyat, ia dan teman-temannya bisa kembali menuntut ilmu di bangku sekolah yang layak, membangkitkan kembali semangat untuk masa depan yang lebih baik.

“Terima kasih Bapak Prabowo karena telah membuat Sekolah Rakyat ini sehingga saya dan teman-teman bisa kembali merasakan bangku sekolah,” ucap Daffa dengan suara penuh kelegaan. Kalimatnya sederhana, namun mengandung bobot harapan yang terangkat.

Dukungan Nyata untuk Masa Depan

Bangunan Sekolah Rakyat SRMP 11 Bandung Barat yang dibangun Kementerian PU - Dok PU -

Daffa bukanlah seorang anak yang hadir dari keluarga berkecukupan. Ia menuturkan, Ayahnya hanyalah seorang tukang pijit, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Tak henti-hentinya ia mengucap syukur, bisa mengenyam pendidikan lagi. tatap matanya jelas memancarkan rasa haru, ia ingin menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan keluarganya, suatu saat nanti.

SRMP 11 Bandung Barat kini bukan sekadar bangunan tua yang dimanfaatkan, melainkan sekolah yang dilengkapi fasilitas modern. Dukungan infrastruktur dari Kementerian PU mencakup renovasi ruang kelas, asrama putra dan putri yang terpisah, ruang makan, laboratorium, hingga pengadaan meubelair baru seperti 50 kasur siswa, 319 kursi, 175 meja siswa, dan 92 kipas angin—semuanya menunjang kenyamanan 100 siswa (56 putra, 44 putri) yang diasuh oleh 33 tenaga pendidik dan staf.

Menteri PU Dody Hanggodo dan Kepala Satker Pelaksanaan Prasarana Strategis Jawa Barat Tomi Hendratno menegaskan bahwa pembangunan ini adalah komitmen nyata pemerintah. SRMP 11 hanyalah satu dari 20 lokasi renovasi Tahap I di Jawa Barat.