Ekonomi . 07/11/2025, 16:43 WIB
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Perdagangan, nilai impor untuk kategori barang tekstil jadi, pakaian bekas, dan gombal pada periode Januari–Juli 2025 mencapai 78,19 juta dolar AS.
Angka ini naik 17,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya — menandakan masih tingginya permintaan pasar terhadap produk pakaian bekas impor.
Negara pemasok utama meliputi China, Vietnam, Bangladesh, Taiwan, dan Singapura.
Kondisi ini menunjukkan perlunya pengawasan ketat di jalur impor dan digital commerce, agar kebijakan larangan dapat berjalan efektif.
Meski kebijakan ini dinilai tegas, Kementerian UMKM memastikan bahwa pemerintah tidak ingin menutup mata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yang selama ini menggantungkan penghasilan dari bisnis thrifting.
Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza mengatakan, pemerintah tengah menyiapkan skema kemitraan antara pedagang thrifting dan pelaku UMKM lokal sebagai bagian dari strategi transisi usaha.
“Langkah ini dilakukan untuk memastikan kebijakan pemerintah tidak mematikan mata pencaharian masyarakat, melainkan membuka peluang baru yang lebih produktif dan berkelanjutan,” jelas Helvi.
Melalui kemitraan tersebut, diharapkan para mantan penjual pakaian bekas bisa beralih ke sektor produk fesyen lokal, seperti usaha konveksi, daur ulang tekstil, atau penjualan pakaian preloved lokal yang legal dan higienis.
Kementerian UMKM juga mendorong platform e-commerce untuk memberikan ruang promosi yang lebih besar bagi produk buatan dalam negeri.
Langkah ini dianggap strategis dalam memperkuat ekosistem ekonomi digital yang berpihak kepada pelaku UMKM.
“Pemerintah ingin e-commerce menjadi wadah tumbuhnya merek lokal, bukan tempat beredarnya barang impor bekas yang merusak pasar,” tambah Maman.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com