fin.co.id - PT Brantas Abipraya (Persero), salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor konstruksi, terus menunjukkan kiprah dan kinerja gemilangnya dalam membangun infrastruktur nasional yang berkelanjutan.
Melalui berbagai proyek strategis dan inovasi yang berorientasi pada kualitas serta efisiensi, Brantas Abipraya berhasil menorehkan sejumlah prestasi yang memperkuat posisinya sebagai perusahaan konstruksi unggul dan berdaya saing tinggi.
Sejalan dengan program Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, Brantas Abipraya konsisten mengusung semangat “Abipraya untuk Indonesia”, sebuah komitmen untuk terus berkontribusi aktif terhadap pembangunan negeri, tidak hanya melalui proyek fisik, tetapi juga lewat pemberdayaan masyarakat dan penerapan prinsip berkelanjutan (sustainability).
“Setiap prestasi yang diraih Brantas Abipraya menjadi bukti nyata semangat transformasi dan dedikasi seluruh insan Abipraya. Kami percaya, keberhasilan Brantas Abipraya bukan hanya diukur dari seberapa banyak proyek yang diselesaikan, tetapi dari seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Dengan semangat transformasi dan inovasi berkelanjutan, kami terus berupaya membangun Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” ujar Suradi, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Brantas Abipraya.
Ditambahkan Suradi, sebagai wujud nyata komitmen untuk terus berkontribusi bagi negeri, Brantas Abipraya telah mencatat berbagai capaian penting, beberapa keberhasilan dalam menyelesaikan Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti bendungan, jalan tol, dan infrastruktur yang mendukung ketahanan air dan pangan nasional.
Beberapa Proyek pun mengantongi banyak penghargaan, salah satunya dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), sebanyak 15 MURI.
Memperkuat posisi sebagai perusahaan konstruksi nasional berdaya saing global, Brantas Abipraya juga dibanjiri apresiasi atas kinerja unggul dalam transformasi digital, tata kelola berkelanjutan dan atas komitmennya untuk berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat dan kepedulian lingkungan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
“Hingga saat ini Brantas Abipraya telah mengantongi total 168 penghargaan di tingkat nasional maupun internasional. Capaian ini menjadi bukti nyata keberhasilan transformasi kami dalam memperkuat tata kelola, inovasi, dan kolaborasi seluruh Insan Abipraya di tengah dinamika ekonomi global,” imbuh Suradi, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Brantas Abipraya.
Tegaskan posisinya sebagai BUMN konstruksi terunggul dalam pembangunan bendungan dan sumber daya air, Brantas Abipraya menunjukkan banyak capaian positif di tahun 2025 ini salah satunya dengan meraih penghargaan di Bomanite International Awards.
Prestasi ini dicapai atas pekerjaan stamp concrete Bendungan Sidan di main dam bagian hilir. Prestasi ini diakui karena berhasil mengerjakan kemiringan lebih dari 45° dengan hasil estetika yang sangat baik.
Kian kokoh membuktikan diri bahwa Brantas Abipraya memiliki standar keselamatan kerja (K3) bertaraf global dengan senantiasa menerapkan sistem manajemen K3 sesuai dengan praktik terbaik internasional, BUMN Konstruksi ini berhasil meraih WSO International Award 2024 yang digelar di Kansas City, Amerika Serikat pada 14-16 Oktober 2024.
Penghargaan ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya fokus pada profit, tetapi juga pada keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan karyawan.
Menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur yang dikerjakan Brantas Abipraya tidak hanya berdampak lokal, lewat pembangunan Bendungan Kering Ciawi perusahaan konstruksi ini juga diakui di Tingkat Asia sebagai benchmark infrastruktur air yang sustainable, dan menjadi satu-satunya BUMN Konstruksi yang meraih penghargaan dalam ajang Asian Water Awards 2024 yang digelar di Singapura.
Memborong dua penghargaan di ajang tersebut, Brantas Abipraya mendapatkan apresiasi sebagai Water Company Excellence in Asia dan Sustainable Water Infrastructure Project – Ciawi Dry Dam in Asia.
Brantas Abipraya juga sangat menyadari pentingnya dukungan global dalam memperkuat peranan perempuan di dunia kerja, terutama di sektor konstruksi yang masih didominasi oleh pekerja pria.