“Pasti ada tiga atau empat negara,” tutur Erick.
Namun, mantan Presiden Inter Milan itu menegaskan bahwa kelima nama ini belum tentu bersedia melatih timnas Indonesia. Prosesnya masih panjang dan sangat bergantung pada negosiasi serta kesesuaian visi antara calon pelatih dan federasi.
“Karena lima nama ini belum tentu available, ini kan baru cita-cita. Sebelumnya ada 10 nama, tapi yang lima tidak bersedia, jadi kita juga perlu proses,” jelas Erick.
Dalam proses ini, Erick Thohir menegaskan PSSI tidak ingin terburu-buru. Menurutnya, memilih pelatih timnas bukan sekadar tentang reputasi besar, tetapi bagaimana calon pelatih tersebut bisa membangun sistem jangka panjang untuk sepak bola Indonesia.
“Cari pelatih timnas itu bukan seperti membeli pemain. Harus cocok, punya komitmen, dan memahami kultur kita,” tegas Erick.
Langkah ini sejalan dengan visi PSSI yang ingin membawa timnas Indonesia lebih kompetitif di Asia, bahkan mulai menatap panggung dunia dalam kualifikasi Piala Dunia mendatang.
Dengan hengkangnya Patrick Kluivert, timnas Indonesia kini memasuki fase penting dalam pembangunan kembali struktur tim.
PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir berusaha mencari pelatih yang bisa membawa perubahan signifikan, baik dari sisi taktik maupun pengembangan pemain muda.
Meski tidak ada laga di FIFA Matchday November, skuad Garuda diharapkan bisa kembali tampil penuh semangat pada agenda Maret 2026, saat FIFA Matchday besar pertama tahun depan dimulai.
“Kita ingin semuanya siap, baik tim, pemain, maupun pelatih baru. Kita ingin mulai tahun depan dengan arah yang jelas,” pungkas Erick.