Sebenarnya menurut referensi Wikipedia yang diakses dari American Heritage Dictionary of the English Language: Fourth Edition tahun 2000, kata "alumni" seharusnya adalah lulusan sebuah sekolah, perguruan tinggi, atau universitas.
Namun anehnya memang dalam AD-ART Kagama (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada) yang diubah dalam Munas ke XII-nya yang dimulai tanggal 8 November 2014 melalui Keputusan nomor 02/KPTS/PP‑Kagama/2014 tertanggal 11 Desember 2014, Definisi "alumni" di UGM kini tidak lagi harus mereka yang sudah lulus dan punya ijazah Asli, namun cukup mereka yang pernah terdaftar sebagai mahasiswa UGM saja.
Hal ini secara detail tercantum dalam Pasal 9 AD‑ART Kagama yang telah diubah tahun 2014, saat JkW menjadi Presiden saat itu (ini jelas menunjukkan adanya Relasi Kuasa yang terjadi dalam perubahan tersebut).
Selain dua hal yang sangat krusial diatas, sebenarnya masih banyak hal yang membagongkan lainnya.
Diantaranya adalah adegan sangat lucu saat dilaksanakan "Salam Lestari" dan "Salam UGM" yang tampak sangat canggung (baca: tidak bisa) dilakukan oleh JkW yang mungkin tidak sempat dibreifing sebelumnya oleh sutradara acara dagelan tersebut, sehingga dia salah total dalam memperagakan kedua salam yang seharusnya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari seorang yang mengaku Alumni apalagi Rimbawan lulusan UGM, karena khususnya "Salam UGM" terebut sangat Viral saat diselenggarakan Lomba Pose khas UGM dengan Formasi jari, Gerakan Tangan dan Gerakan Tubuh pada tanggal 20 Agustus sampai 31 Oktober 2024.
Belum lagi banyaknya Netizen +62 yang mencurigai sosok yang hadir dalam acara dagelan tersebut adalah sosok Kw alias bukan yang original biasanya dengan melihat Tinggi tubuh yang jauh lebih pendek (tidak sejangkung biasanya), hilangnya tompel khas di wajahnya, hingga ngacirnya dia saat ditanya wartawan soal pertanggungjawaban kasus KCIC (Kereta Cepat Indonesia China) "Whoosh" yang berhutang ratusan Trilyun dan mau dibebankan kepada APBN, untung MenKeu Purbaya menolaknya. Khusus soal KCIC Whoosh ini memang sudah sejak lama saya menyebutnya dengan KECEBONG alias KEreta CEpat BOhoNG-bohongan.
Kesimpulannya, mau dilakukan ratusan kali Reuni-reunian atau Dies-diesan (apalagi tanggalnya salah, sesuatu yang sangat tidak lazim bagi sebuah Institusi resmi), tetap tidak akan mengubah persepsi masyarakat Indonesia yang Alhamdulillah makin mengerti soal kasus Ijazah Palsu.
Apalagi kini skor sudah 3-0 setelah KPU, KPUD-DKI dan KPUD-Solo memberikan Salinan Ijazah yang selama ini disembunyikan yang sudah diteliti secara ilmiah 99,9% Palsu sebagaimana temuat detail dalam buku "Jokowi's White Paper".
Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes - Pemerhati Telematika, Multimedia, AI dan OCB Independen - Jakarta, Sabtu 18 Oktober 2025