fin.co.id – Wakil Komandan Korps Marinir (Wadan Kormar) Brigjen TNI (Mar) Muhammad Nadir, M.Tr.Opsla., memantau langsung kesiapan personel Satuan Tugas (Satgas) RI-PNG melalui video conference (vicon) yang digelar di Marine Command Center, Markas Komando Korps Marinir, Jakarta Pusat, Selasa, 29 Juli 2025.
Didampingi Inspektur Korps Marinir (Ir Kormar) Brigjen TNI (Mar) Ahmad Fajar, S.M., Wadan Kormar menegaskan pentingnya menjaga profesionalisme dan semangat juang prajurit yang sedang bertugas di wilayah perbatasan Republik Indonesia–Papua Nugini (RI–PNG). Wilayah ini dikenal sebagai salah satu daerah rawan yang membutuhkan kesiapan tinggi dari setiap personel TNI AL.
“Prajurit Satgas harus tetap semangat dan profesional selama menjalankan penugasan. Pimpinan sangat mengapresiasi dedikasi kalian di lapangan,” ujar Brigjen Muhammad Nadir dalam arahannya.
Tak hanya itu, vicon ini juga menjadi sarana pengecekan dukungan logistik dan kebutuhan personel di lapangan. Hal ini penting untuk memastikan seluruh kebutuhan operasional terpenuhi, sehingga tugas bisa dijalankan secara optimal.
Sementara itu, Brigjen Ahmad Fajar menekankan pentingnya kewaspadaan dalam bertugas, terutama dalam konteks operasi di daerah rawan. Ia juga mengingatkan agar pemanfaatan teknologi, khususnya drone, dioptimalkan untuk meningkatkan efektivitas dan keamanan selama operasi.
“Gunakan teknologi seperti drone untuk memperluas jangkauan pemantauan. Tapi tetap laksanakan tugas secara humanis dan bangun kedekatan dengan masyarakat setempat,” pesannya.
Vicon ini juga diikuti oleh sejumlah pejabat tinggi Korps Marinir, seperti Asisten Intelijen Dankormar, Asisten Komunikasi dan Elektronika Dankormar, Kadis Komlek Kormar, Kapuskodal Kormar, Paban Sops Kormar, dan para Danpos Satgas RI–PNG.
Di akhir kegiatan, Wadan Kormar mendoakan kesuksesan dan keselamatan seluruh personel hingga penugasan selesai. Ia berharap, Satgas RI-PNG mampu menjaga stabilitas dan keamanan perbatasan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalisme dan pengabdian kepada negara.
Langkah ini menunjukkan komitmen tinggi Korps Marinir dalam memastikan bahwa setiap misi dijalankan dengan optimal, tidak hanya dari sisi pertahanan tetapi juga pendekatan kemanusiaan dan teknologi yang adaptif. (*)