Gencatan Senjata yang Terasa Tertunda
Publik dunia pun tercengang saat Donald Trump mengunggah pernyataan mengejutkan di akun media sosial miliknya pada Selasa, 24 Juni 2025, bahwa Amerika dan sekutunya mendorong gencatan senjata antara Israel dan Iran. Ini bukan kemenangan, melainkan bentuk pengakuan bahwa konsekuensi dari perang telah melampaui ekspektasi. Bukan hanya wilayah konflik yang hancur, tetapi juga kestabilan sistem ekonomi dunia yang selama ini dibangun dengan susah payah.
Gencatan senjata ini terasa seperti tambalan darurat pada luka yang terlalu dalam. Dunia masih belum sembuh dari efek awalnya, dan ancaman blokade Selat Hormuz masih menggantung seperti pedang di atas kepala.
Amerika Terjebak oleh Agresinya Sendiri
Intervensi militer Amerika di Timur Tengah selalu membawa konsekuensi panjang. Dalam kasus kali ini, AS tampak terjebak oleh ambisi militernya sendiri. Agresi yang dilancarkan tanpa kalkulasi geopolitik yang matang telah mengubah konflik regional menjadi persoalan global. Dan ketika ekonomi dunia bergantung pada kestabilan harga minyak serta kelancaran jalur logistik, maka satu ledakan di gurun bisa menjungkirbalikkan neraca dagang dari Tokyo hingga Berlin.
Amerika bukan hanya mengguncang Iran, tapi juga mengguncang dompet seluruh warga dunia. Kini, dunia menunggu, apakah gencatan senjata itu nyata atau hanya jeda sebelum badai yang lebih besar?
Penulis Adalah Mahasiswa Semester 8 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Ambon