Oleh: Dahlan Iskan
AKHIRNYA saya memihak pembalap pujaan orang Amerika. Alasan saya sangat pribadi: anak bungsu cucu Pak Iskan diberi nama yang sama: Andretti. Dua kakak Andretti juga diberi nama pembalap: Ayrton dan Alesi.
Andretti yang ikut balapan di Indianapolis 500 (Indy 500) bernama lengkap Marco Andretti. Ayahnya juga pembalap: Michel Andretti. Pun kakeknya: Mario Andretti.
Ketika balapan baru berlangsung satu putaran keberpihakan saya harus berubah. Andretti tersingkir di putaran pertama. Ia sedih. Penonton sedih.
Saya segera move on. Ganti memihak Takuma Sato. Alasan saya: Sato pakai mobil yang mesinnya Honda.
Salah seorang yang menyiapkan mesin Honda adalah teman cucu Pak Iskan. Ia arek Suroboyo. Namanya Adi Susilo (lihat Disway kemarin: Istri Sekampung).
Sebelum pertandingan dimulai Adi mengajak saya keliling garasi mobil-mobil yang pakai mesin Honda. Saya pun seperti bebas di area rahasia itu.
Baca Juga
Saya juga bertemu Mario Andretti. Saya sampaikan salamnya cucu Pak Iskan. Saya pun minta foto bersama –agar tidak hanya cucu Pak Iskan yang punya foto bersamanya.
Tidak salah saya memihak Sato. Di beberapa lap awal Sato memimpin pertandingan. Memang ia sempat tergeser ke urutan dua, tapi segera menyalip ke depan lagi. Baru setelah ganti ban Sato tersingkir ke urutan delapan.
Lokasi pit stop Sato persis di depan tempat duduk saya. Saya di deret kelima. Bisa melihat ganti ban dengan jelas.
Tidak lama Sato turun di posisi delapan. Dalam waktu singkat ia bisa naik drastis ke urutan satu lagi.
Lalu saya harus ke kamar kecil. Meski penonton begitu banyak tidak ada antrean di kamar kecil. Untuk toilet laki-laki tidak pakai urinoir. Diganti stainless steel memanjang seperti talang. Bisa muat banyak. Kesannya tetap mewah.
Balik dari kamar kecil, petugas pit stop di depan saya seperti lesu. Saya menatap layar. Nama Sato ternyata tergusur dari 10 besar. Ia tergeser jauh ke bawah. Saya berharap beberapa lap berikutnya Sato akan di depan lagi.
Tidak. Tidak pernah bisa naik lagi.
Saya tinggalkan tempat duduk. Saya ajak Maya pergi ke museum balap mobil. Lokasinya di dalam stadion juga.