Catatan Dahlan Iskan . 26/05/2025, 05:20 WIB

Istri Sekampung

Penulis : Afdal Namakule
Editor : Afdal Namakule

"Ini beda dengan Formula One," jawab Adi. "Di Indy 500 sehari sebelum balapan justru libur. Pembalapnya wajib ikut parade semua," tambahnya.

Saya pikir, sehari sebelum perlombaan untuk balapan seleksi penentuan urutan posisi start di balapan hari Minggu. Ternyata tidak seperti di Formula One.

Maka kami sepakat: Sabtu sore keluar kota. Makan malam. Di restoran Indonesia Mayasari milik Maya. Di Greensburg. Satu jam dari Indianapolis.

"Saya jemput pukul 5 sore," katanya.

Kami pun satu mobil ke Greensburg. Adi yang pegang kemudi. "Jangan ngebut ya," pinta saya. Di Jerman ia pernah menjalankan mobil 300 km/jam. Di sana tidak ada aturan batas kecepatan. Yakni di jalan-jalan tolnya yang gratis.

Di sepanjang perjalanan saya tidak bertanya yang berat-berat ke Adi. Semua hal sudah ditanyakan oleh cucu Pak Iskan di podcast. Saya lebih banyak bertanya soal keluarga.

Ayah Adi ternyata seorang dosen. Ibunya alumni IKIP Malang. Sang ayah arsitek lulusan ITS Surabaya. Lalu menjadi dosen di fakultas arsitektur Universitas Kristen Petra.

Saat Adi baru berusia dua tahun ayahnya dapat beasiswa ke Sydney Australia. Itu beasiswa dari UK Petra untuk S-2. Adi diajak serta. Pun adik laki-lakinya yang baru berusia satu tahun.

Maka Adi masuk SD-nya di Sydney. Saat pulang ke Surabaya ia balik masuk TK. Ia harus belajar bahasa Indonesia.

Di SD dan SMP nilai Adi istimewa. Ia juga jadi ketua OSIS. Itulah modalnya untuk masuk SMA. Ia ingin masuk SMA yang sama: Frateran. Di belakang SMA Ta'miriyah milik NU.

Adi gagal ke SMA Frateran. Uang masuknya mahal. Orang tuanya sudah berjuang untuk dapat keringanan: keluarga dosen tidak punya uang sebanyak itu.

Perjuangan sang ibu gagal. Alasannya: tidak mungkin seseorang yang tinggal di Dharmahusada tidak punya uang. Dharmahusada adalah daerah elite di Surabaya sebelum ada yang lebih elite: Kertajaya Indah, Citraland, Pakuwon, dan Graha Family.

Akhirnya Adi diterima di SMA St Louis 1 Surabaya. Gratis. Nilai istimewa Adi jadi setoran uang masuknya.

Saya pun bertanya: bagaimana tinggal di Dharmahusada tidak mampu bayar uang muka yang diminta. Ternyata rumah orang tuanya itu di Dharmahusada bagian luarnya. Awalnya hanya tanah kapling: pemberian orang tua mereka.

Saat di SMA itu Adi membaca buku milik salah satu sepupu yang tertinggal di rumahnya. Buku teknik mesin. Sejak itulah Adi terinspirasi untuk kelak kuliah di teknik mesin.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com