Catatan Dahlan Iskan . 25/04/2025, 05:36 WIB

Bebek Wuhan

Penulis : Afdal Namakule
Editor : Afdal Namakule

Seluruh mesinnya terbuat dari stainless steel. Sampai pun ke parit-paritnya. Pabrik ini mencapai kebersihan dan kesehatan setingkat dengan pabrik farmasi.

Mr Zhou sebenarnya orang Chongqing. Ia hanya tamat SD. Umur 19 tahun bekerja membantu kakaknya yang jualan bebek. Setahun kemudian Zhou merantau ke Wuhan. Usaha bebek sendiri. Jarak Chongqing-Wuhan seperti Jakarta-Surabaya.

Wuhan memang terkenal dengan populasi bebeknya. Provinsi Hubei –Wuhan ibu kotanya– termasuk kaya air. Sungai terpanjang ketiga di dunia melewati Wuhan: Changjiang. Ada 120 danau di situ. Bebek berkembang baik karena banyak air.

Begitu banyak kisah sukses industri makanan di Tiongkok. Bebek Zhou Hei Ya salah satunya. Sudah go public di pasar modal Hong Kong.

Sebelum pulang saya membeli satu bungkus sayap. Ketika bungkus itu saya buka, isinya bungkusan-bungkusan kecil. Satu bungkus satu sayap. Dengan demikian kalau hanya ingin makan satu sayap, sayap-sayap yang lain masih terjaga steril di dalam bungkusnya masing-masing.

Saya menyukai rasanya. Lidah Indonesia tidak terlalu asing pada rasa itu. Memang delapan macam bumbu dipakai merebus bebek itu. Beberapa di antaranya sudah kita kenal. Misalnya cengkih dan kayu manis. Bahkan cengkihnya dari Indonesia.

Kalau misalnya disandingkan, pilih mana: bebek Zhou Hei Ya dari Wuhan atau bebek Sinjai dari Bangkalan, Madura. Saya masih pilih bebek Sinjai.

Tapi sebenarnya tidak bisa dibanding-bandingkan begitu. Bebek Sinjai untuk lauk makan nasi. Bebek Zhou Hei Ya untuk camilan.

Bedanya lagi, seterkenal bebek Sinjai masih tetap mempertahankan cara dan gaya penyajian lamanya.

Zhou Hei Ya sudah sudah mengubah bebek dari sekadar lauk menjadi makanan ringan. Untuk lauk hanya dipakai makan dua kali. Sebagai camilan bisa dimakan kapan saja, sampai mulutnya lelah.

Dari Wuhan kami ke Chongqing. Naik pesawat. Ke arah lebih pedalaman lagi. Penerbangannya 1,5 jam.

Salah satu acaranya: ke pameran makanan. Khususnya makanan hot pot. Chongqing memang dikenal sebagai Makkah-nya hot pot. Dari sinilah makanan hot pot lahir. Merambah Tiongkok lalu mendunia.

Salah satu resto hot pot di Chongqing baru didirikan tahun 1997. Kini sudah mendunia. Bukan hanya restonya tapi juga bumbunya. Begitu restonya ngetop mulailah bikin pabrik bumbu. Jualan bumbu.

Waini sudah punya 300.000 outlet. Begitu cepatnya berkembang.

Pecel Madiun bisa seperti itu. Sekalian memperbaiki standarnya. Cabe mentah di pecel Madiun memang membuat rasanya asli, tapi tidak akan bisa disimpan lama. Akan berjamur. Bahaya. Kelemahan itu harus diatasi.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com